Kamis, 19 Mei 2011

Sideways, Pilih Saham Konsumsi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham Indonesia Kamis (19/5) diperkirakan akan bergerak dua arah. Namun, investor bisa beli di harga rendah untuk saham konsumsi.

Andrew Argado, analis dari Etrading Securities mengatakan, IHSG hari ini masih akan bergerak sideways. Minimnya katalis dalam negeri dan eksternal membuat penembusan level tertinggi 3.849, menjadi sulit terealisasi., “Penembusan level ini perlu untuk konfirmasi uptrend jangka menengah,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, katalis internal yang saat ini ditunggu pasar adalah kebijakan suku bunga untuk memacu apresiasi lanjutan indeks. Investor berharap terjadi lagi deflasi pada Mei, sehingga BI akan turunkan suku bunga 25 basis poin (bsp). “Tapi sepertinya BI belum akan gunakan instrumen suku bunga untuk maintain inflasi rendah,” ujarnya.

Sementara katalis eksternal justru cenderung akan membuat tekanan baru ke pergerakan harga saham. Terutama dengan turunnya harga komoditas akibat penguatan (rebound) dolar AS.

Di tengah situasi ini, Andrew melihat, trading big caps masih sulit. Relatif sepinya sentimen, menyebabkan waktu konsolidasi panjang. “Jadi hold dulu untuk saham-saham big caps,”katanya.

Sedangkan saham-saham berbasis konsumsi dinilai masih menarik. Seperti Jasa Marga (JSMR) dan Indofood (INDF). Selain saham perbankan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Jabar Banten (BJBR).

Kedua emiten bank ini kuat portofolio consumer loan-nya, sehingga risiko macet terdiversifikasi dan bisa main NPL di level rendah. ”Rekomendasi buy on weakness untuk saham berbasis konsumsi,” tutupnya.

Pada perdagangan Rabu (18/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 40,983 poin (1,07%) ke level 3.840,209. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,366 miliar lembar saham, senilai Rp 5,47 triliun dan frekuensi 148,685 kali.

Sebanyak 174 saham naik, 71 saham turun, dan 96 saham stagnan. Apresiasi bursa tidak didukung aliran dana asing yang masuk ke bursa. Tercatat, asing justru membukukan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp63 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp1,664 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,601 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar