Kamis, 19 Mei 2011

WIKA getol garap proyek energi

WIKA getol garap proyek energi
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berniat memperbesar pendapatan dari sektor energi. Untuk itu, perusahaan konstruksi ini semakin getol mengincar proyek-proyek engineering, procurement and construction (EPC).

WIKA pun menargetkan pendapatan yang cukup besar dari sektor energi ini. "Dari target kontrak baru, untuk sektor energi kami menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 1,5 triliun," kata Slamet Maryono, Direktur WIKA, kepada KONTAN, pekan lalu.

Agar target tercapai, saat ini WIKA telah mengikuti beberapa tender pembangunan pembangkit listrik alias power plant. Sebagian besar tender yang diikuti WIKA adalah tender pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

WIKA juga tengah mengincar pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Borang, Sumatra Selatan. Rencananya, PLTG yang akan dibangun di sini berkapasitas 2x30 Megawatt (MW).

Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan WIKA mengungkapkan, kebanyakan tender proyek pembangunan pembangkit listrik yang diikuti perusahaan pelat merah ini adalah proyek pembangkit listrik berkapasitas kecil. "Untuk yang kapasitasnya kecil, kami ikut tender sendiri," imbuh dia.

Saat ini WIKA juga tengah mengincar proyek pembangunan pembangkit listrik mulut tambang di daerah Rengat, Riau. Pembangkit listrik ini berkapasitas 2x300 MW.

Untuk pembangunan pembangkit listrik berkapasitas besar ini, WIKA membentuk konsorsium bersama PT Pamapersada Nusantara. Ini adalah anak perusahaan PT United Tractors Tbk (UNTR). Proses tender proyek tersebut masih berjalan. "Proyek itu ditender ulang karena peserta di tender pertama kurang," sebut Slamet.

WIKA juga telah mengantongi beberapa tender proyek pembangunan power plant. Salah satunya kontrak pembangunan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Ambon. Kapasitas PLTD ini mencapai 25 MW. Dalam proyek ini, WIKA menggunakan skema build, own, operate (BOO). Jadi, PLTD ini akan disewakan pada PLN selama empat tahun.

WIKA juga tengah mengerjakan proyek PLTU di Kalimantan Selatan berkapasitas 2x25 MW dan pembangunan mesin untuk PLTD Timor Leste berkapasitas 7x18 MW. Sedang proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Tampomas masih dalam proses pencarian sumur. PLTD ini diperkirakan baru beroperasi 2014.

Selain pembangunan pembangkit listrik, WIKA juga mengincar proyek pembangunan fasilitas pengisian bahan bakar di bandar Soekarno Hatta, Jakarta. Nilai proyek ini mencapai Rp 300 miliar.

WIKA juga berniat mengerjakan proyek serupa di bandara Kuala Namu, Medan. Nilai proyek di Medan ini mencapai Rp 400 miliar. Selain itu, "Ada juga proyek pemipaan di Ujung Berung, Tasikmalaya," beber Slamet.

Berkongsi dengan Hyundai

Perusahaan konstruksi ini juga menjajaki peluang menggarap proyek pembangunan residual fluid catalytic cracker (RFCC) dari Pertamina. Nilai proyek ini mencapai US$ 1 miliar.

Dalam proyek ini WIKA bermitra dengan Hyundai dan Wison Shanghai Group. Hyundai menguasai 50% saham konsorsium ini, sedang Wison menguasai 20%. Sisanya dikuasai oleh WIKA.

Analis OSK Nusadana Securities Indonesia Arief Budiman dalam risetnya menilai, prospek saham WIKA lebih cerah karena bisnisnya makin beragam. Di semester kedua tahun ini, WIKA diprediksi akan kebanjiran proyek, khususnya dari pemerintah. Arief juga memperkirakan jika investasi langsung di Indonesia meningkat, WIKA akan menuai berkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar