Kamis, 26 Mei 2011

Potensi 'Gain' Saham KKGI ke Level Rp6.000

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju saham KKGI, Kamis (26/5) diprediksi stagnan seiring belum pastinya laju market. Tapi, untuk mid-long term, saham ini bertenaga ke level Rp6.000 seiring potential growth emiten yang signifikan.

Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Ukie Jaya Mahendra mengatakan, potensi stagnannya pergerakan saham PT Resource Alam Indonesia (KKGI) salah satunya karena faktor laju market yang belum menentu. Di sisi lain, saham batu bara ini juga sudah memberikan gain yang signifikan dari level Rp3.700 akhir 2010 ke level Rp5.000 saat ini.

Artinya, lanjut Ukie, KKGI sudah memberikan keuntungan sebesar Rp1.300 per saham (35,1%) dalam 4,5 bulan terakhir. Meski begitu, potential upside-nya masih cukup besar untuk jangka menengah-panjang. “Untuk jangka pendek atau harian saham KKGI akan bergerak dalam kisaran support Rp4.900 dan Rp5.250 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (25/6).

Pada perdagangan Rabu (25/5) saham KKGI ditutup stagnan di level Rp5.000. Harga intraday tertingginya mencapai Rp5.050 dan terendah Rp4.975. Volume transaksi mencapai 197,5 ribu unit saham senilai Rp987,8 juta dan frekuensi 56 kali.

Karena itu, Ukie menegaskan, dalam situasi market yang belum pasti, pelaku pasar lebih baik mencari saham dengan kapitalisasi market yang kecil seperti KKGI. Sebab, potensi pertumbuhannya sangat besar karena banyak cadangan tambangnya yang belum dieksplorasi.

Dia menjelaskan, saham sektor batu bara yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 15 emiten. Di antaranya sudah berkapitalisasi besar sehingga peluang tumbuhnya semakin kecil. Dia menyebutkan PT Indo Tambang Raya (ITMG) dan PT Harum Energy Indonesia (HRUM) yang market kapitalisasinya di atas Rp5 triliun.

Lalu, PT Adaro Energy (ADRO) Rp17 triliun, PT Bumi Resources (BUMI) Rp70 triliun, PT Bayan Resources (BYAN) Rp57 triliun dan PT Indo Tambang Raya (ITMG) Rp50 triliun.

Dia menegaskan, masih ada saham batu bara yang market kapitalisasinya kecil. Di antaranya adalah PT Resource Alam Indonesia (KKGI) sehingga potential upside-nya masih besar dengan kapitalisasi market Rp5 triliun dan cadangan tambangnya cukup besar.

Memang dia menjelaskan, untuk jangka pendek, saham ini masih akan stagnan. Tapi, saham ini sangat menarik dikoleksi untuk jangka menengah-panjang. “Karena itu, saham KKGI sangat layak dikoleksi,” tandasnya.

Apalagi, menurut Ukie potential growth cukup besar karena masih banyak ladang tambang yang belum dieksplorasi. Dari sisi valuasi pun sangat menarik dengan Price Earnings Ratio (PER) masih di level 15 kali. “Lalu, rasio utangnya pun kecil di level 0,56 kali,” tutur Ukie.

Selain dari faktor fundamental emiten, lanjutnya, saham KKGI seperti halnya saham batu bara lain mendapat sentiment positif dari harga minyak mentah dunia dan harga batu bara. Meskipun kemarin, harga minyak turun tipis ke level US$98 per barel, berdasarkan konsensus, harga batu bara akan bergerak dalam kisaran US$100-150 per metrik ton dalam mid-long term.

Begitu juga dengan harga minyak mentah dunia yang potential upside-nya masih sangat besar. Minyak akan bergerak ranging dalam kisaran US$90-110 hingga akhir tahun. Level US$100-an saat ini merupakan level konsolidasi.

Di atas semua itu, Ukie menargetkan harga (target price) di level Rp6.000 yang menurutnya bisa dicapai hingga akhir tahun. “Saya rekomendasikan collective buy saham KKGI,” imbuh Ukie. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar