Kamis, 26 Mei 2011

Rupiah Terbantu Lakunya Obligasi Eropa

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (26/5) ditutup menguat 12 poin (0,13%) jadi 8.575/8.579 per dolar AS dari posisi kemarin 8.587/8.597.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, penguatan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh meredanya kecemasan terhadap krisis utang zona euro. Hal itu terjadi setelah Financial Time melaporkan, China tertarik untuk membeli obligasi Portugal.

Di sisi lain, The European Financial Stability Facility (EFSF) melaporkan, investor Asia dan Timur Tengah sangat tertarik dengan obligasi yang diterbitkan EFSF. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.570 dan 8.579 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (26/5).

Berdasarkan laporan EFSF, Asia dan Timur Tengah membeli obligasi EFSF sebesar 1 miliar euro atau 23% dari total 4,75 miliar euro. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu negara anggoran Uni Eropa yang sedang krisis. "Untuk saat ini adalah Portugal," paparnya.

Di sisi lain, penguatna rupiah juga terbantu karena tadi pagi data belanja modal sektor swasta Australia dirilis. Angkanya di atas ekspektasi ke level 3,4% dari prediksi 2,8% dan sebelumnya 1,3%.

Hanya saja, lanjut Firman, karena nanti malam akan dirilis revisi data Gross Domestic Product (GDP) AS, pasar tidak berani terlalu agresif mengambil posisi. "Penguatan rupiah hari ini pun menjadi terbatas, 12 poin saja," imbuhnya.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Dolar AS melemah ke level US$1,4149 per euro dari sebelumnya US$1,4085," imbuh Firman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar