Jumat, 20 Mei 2011

UNVR distribusikan produk Sara Lee

JAKARTA. Pundi-pundi pendapatan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) bakal semakin gemuk. Pada tahun ini, UNVR mulai memperoleh pemasukan dari distribusi produk Unilever Body Care yang sebelumnya lebih ngetop dengan nama Sara Lee.

UNVR memang sudah resmi jadi distributor utama produk Sara Lee. "Pertengahan Maret lalu kami sudah jadi main distributor produk-produk mereka," kata Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan UNVR, Kamis (19/5).

Sekadar mengingatkan, perusahaan induk Unilever telah mengakuisisi divisi personal care Sara Lee akhir tahun lalu. Produk Sara Lee yang beredar di Indonesia di antaranya She, Purol, dan Brylcreem. Sayangnya, UNVR belum bersedia menyebutkan potensi pendapatan dari produk-produk Sara Lee tersebut.

Produsen barang konsumsi ini juga berniat melakukan efisiensi tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga bahan pangan dan komoditas. "Kami mengatur cost effectiveness budget 5% dari total supply chain cost," papar Maurits Lalisang, Presiden Direktur UNVR.

Bentuk efisiensi ini misalnya dengan mengalihkan rapat-rapat di luar negeri yang tidak mendesak menjadi rapa melalui teleconference.

UNVR juga sebisa mungkin tidak menaikkan harga untuk mengatasi kenaikan harga komoditas. Maurits menegaskan, menaikkan harga jual merupakan pilihan terakhir.

Selain itu, meski harga jual naik, UNVR akan menyesuaikan harga jual dengan kemampuan konsumen. Bila terpaksa menaikkan harga jual, UNVR memperkirakan rata-rata kenaikan harga jual yang terjadi sekitar 6%.

Untuk tahun 2010 sampai 2012, UNVR mengalokasikan belanja modal sebesar €300 juta-€ 50 juta. Belanja modal ini antara lain dialokasikan untuk membangun pabrik baru. Namun manajemen UNVR belum bersedia bercerita banyak soal ini.

Produsen barang kebutuhan sehari-hari ini juga berniat membagi dividen tunai dari laba bersih tahun lalu. Nilai dividen yang dibagi mencapai Rp 344 per saham.

Dengan demikian, UNVR membagikan seluruh laba bersih sebagai dividen. "Final pay out ratio sebesar 100% dari laba bersih, atau Rp 3,38 triliun," ungkap Maurits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar