Jumat, 20 Mei 2011

Kinerja 3 penjamin IPO Garuda anjlok

Kinerja 3 penjamin IPO Garuda anjlok
JAKARTA. Kinerja tiga perusahaan sekuritas pelat merah selama kuartal pertama tahun ini jeblok. Di periode tersebut, ketiga sekuritas tersebut, yakni Bahana Securities, Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas, berperan sebagai penjamin pelaksana emisi initial public offering (IPO) PT Garuda Indonesia Tbk.

Mengacu pada laporan keuangan yang diserahkan ke Bursa Efek Indonesia, ketiga sekuritas tersebut merugi akibat penjualan portofolio efek. Bahana mencatatkan kerugian portofolio efek Rp 215,07 miliar. Di pos yang sama, Danareksa Sekuritas mencatatkan kerugian Rp 219,48 miliar, sedangkan Mandiri Sekuritas merugi Rp 91,53 miliar.

Marciano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas, tidak menyangkal soal kerugian yang dialami Danareksa. "Beban memang ada, itu (kepemilikan saham GIAA) menyebabkan capital lost, tapi secara fundamental aset Garuda berpotensi meningkat," ujar Marciano kepada KONTAN, Kamis (19/5).

Selama periode Januari-Maret 2011, Bahana dan Danareksa mencatatkan pendapatan minus alias defisit masing-masing Rp 151,54 miliar dan Rp 108,86 miliar. Adapun Mandiri Sekuritas masih bisa membukukan pendapatan 179,52 miliar. Ujung-ujungnya, ketiga sekuritas BUMN ini menderita kerugian bersih dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Harry Maryanto Supoyo mengatakan, penyebab memburuknya kinerja perusahaannya adalah situasi pasar di kuartal I-2011 yang tidak sebagus periode serupa tahun lalu. Tapi dia tak menampik bahwa saham GIAA merupakan satu penyebab. "Pengaruh kepemilikan saham GIAA memang ada, tetapi Insya Allah bisa kami atasi," imbuh Harry.

Sedangkan Eko Yuliantoro, Direktur Utama Bahana Securities, menegaskan, "Saham Garuda belum kami jual kok, masih ada semua," ucap dia lewat pesan singkat.

Ketiga penjamin emisi ini terpaksa mengempit saham IPO Garuda Indonesia (GIAA) yang tidak terserap pasar. Mereka mengambil 2,98 miliar unit atau 47% dari total saham GIAA yang ditawarkan di IPO. Nilai sahamnya Rp 2,25 triliun. Jika dihitung, tiap penjamin emisi memegang 991,7 juta saham, atau setara dengan 4% dari ekuitas GIAA.

Harga saham GIAA kemarin naik 1,92% menjadi Rp 530 per saham. Harga ini jauh di bawah harga IPO Garuda senilai Rp 750 per saham.

Pengamat Pasar Modal Yanuar Rizky, menilai ada evaluasi atas harga saham GIAA sejak IPO hingga kini. Dia menebak tiga sekuritas itu akan melepas saham GIAA di kisaran Rp 500 per saham. "Pertanyaannya, mau dijual ke siapa dengan harga yang rendah itu?" imbuh dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar