Selasa, 07 Juni 2011

Bailout Yunani Tak Pasti, Rupiah Koreksi Tipis

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (7/6) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 8.313/8.518 per dolar AS dari posisi kemarin 8.508/8.518.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, koreksi tipis rupiah hari ini dipicu oleh ketidakjelasan perihal bailout tambahan untuk Yunani. Kondisi itu memicu euro tertekan turun setelah salah satu pejabat Jerman mengatakan bailout kedua Yunani masih belum pasti pada sesi pagi.

Padahal, pada Jumat (3/6) petinggi zona Eropa dikabarkan selangkah lebih maju menuju bailout baru untuk Yunani yang menurut media Jerman dapat mencapai lebih dari 100 miliar euro dan mendorong euro ke level tinggi 1 bulan di US$1,4657 per euro. "Karena itu, sepanjang perdagangan, level terkuat rupiah 8.513 dan 8.530 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (7/6).

Tapi, lanjut Firman, pada sesi siang, pasar kembali fokus pada masalah utang AS. Sebab, salah satu pejabat di China yakni Pimpinan Departemen International untuk Regualator Valas China Guan Tao mencemaskan, besarnya kepemilikan China dalam aset dolar AS. "Padahal, China merupakan negara dengan cadangan devisa yang sangat besar," paparnya.

Pejabat China itu menilai kepemilikan aset dolar AS terlalu banyak. Komentar tersebut, lanjutnya, semakin menegaskan keinginan China untuk mendiversifikasi cadangan devisa China yang porsinya saat ini lebih banyak dalam asset dolar AS.

"Kemungkinan China akan memburu aset lain selain dolar AS, seperti dolar Australia, dolar Kanada, Swiss Frank atau euro sendiri yang relatif stabil," ujarnya.

Tapi, dikatakan Firman, rupiah masih melemah dibandingkan kemarin karena isu divesfikasi cadangan devisa China merupakan isu lama. "Ini hanya dijadikan momentum profit taking atas dolar AS setelah sempat menguat di sesi pagi," ucapnya.

Pada akhirnya, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama terutama terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Euro mencapai level tertinggi 5 pekan ke level US$1,4667 per euro dari sebelumnya di level US$1,4575," imbuh Firman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar