Selasa, 07 Juni 2011

BISI memetik laba dari benih cabai dan jagung

 BISI memetik laba dari benih cabai dan jagung
JAKARTA. Manajemen PT BISI International Tbk (BISI) memperkirakan, perubahan musim sepanjang tahun tidak akan menahan perusahaan menumbuhkan penjualan serta laba. BISI menargetkan, tahun ini, penjualan dan laba bersih masing-masing naik 20% dibanding 2010.

Tahun lalu, pendapatan BISI Rp 894,86 miliar, sedangkan laba bersih Rp 143,48 miliar. Selama kuartal pertama tahun ini, penjualan BISI mencapai Rp 234,01, naik 8,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 216,40 miliar.

Sedangkan laba bersih di kuartal pertama tahun ini Rp 41,62 miliar, lebih rendah dibanding kuartal I-2010 yang sebesar Rp 44,07 miliar.

Manajemen bakal mengandalkan dua komoditas benihnya untuk mendongkrak pertumbuhan yaitu benih jagung hibrida dan benih cabai.

Pertengahan tahun ini BISI akan meluncurkan dua varietas jagung hibrida baru yaitu BISI 18 dan BISI 222. Kedua varietas itu memiliki ketahanan penyakit yang berbeda. Varietas itu akan menyesuaikan dengan endemik wilayah yang disasar mulai dari Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. "Dalam cuaca seperti ini terjadi ledakan hama, dan itu peluang kami menawarkan varietas yang tahan gangguan," kata Jemmy Eka Putra, Presiden Direktur BISI, Senin (6/6).

Dengan benih baru tersebut, manajemen BISI berharap bisa menaikkan rata-rata harga jual di tahun 2011 menjadi Rp 35.000 per kilogram (kg). Nilai itu lebih tinggi 16,67% daripada harga jual rata-rata di 2010 yang sebesar Rp 30.000 per kg. Kontribusi penjualan dari benih jagung baru diperkirakan mencapai 4%-5% terhadap total penjualan BISI.

Selain jagung, manajemen BISI akan mengandalkan penjualan cabe tahun ini. Harga rata-rata benih cabe tahun ini diperkirakan mencapai Rp 6 juta-Rp 7 juta per kg, naik dari tahun sebelumnya, yang berkisar Rp 5 juta-Rp 5,5 juta per kg.

Manajemen BISI akan menambah produksi benih cabe sebanyak 10 ton tahun ini menjadi 16 ton. Untuk itu, perusahaan ini sedang membangun green house seluas 30 hektare berkapasitas 12 ton per tahun.

BISI menggunakan hampir setengah dari belanja modal (capex) tahun ini untuk pembangunan green house yang mencapai Rp 400 juta per hektar atau total Rp 12 miliar. Capex tahun ini sebesar Rp 25,7 miliar. Sisanya akan digunakan untuk perawatan, pembelian mesin pembuat kemasan pestisida dan benih sayuran. Sekadar gambaran, penjualan benih hibrida juga merosot 2010 dibanding 2009 sebesar 31% lantarandibanding tahun penjualan 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar