Selasa, 07 Juni 2011

BUMI Masih Bertenaga ke Level Rp3.525

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Selasa (7/6) diprediksi naik terbatas ke level resistance Rp3.475-3.525. Sebab, sentimen positif dari pembayaran utang emiten senilai US$300 juta sudah terdiskon. Buy on weakness!

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini terutama karena faktor teknikal setelah penguatan kemarin diiringi besarnya volume transaksi. Hanya saja, potensi penguatan tersebut sudah terbatas.

Pasalnya, saham sejuta umat ini sudah berada di posisi resistance. Begitu juga dengan rata-rata saham-saham batu bara yang lain. “BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp3.375 dan resistance Rp3.475-3.525,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (6/6).

Pada perdagangan Senin (6/6) saham BUMI ditutup menguat Rp100 (2,98%) ke level Rp3.450 dari posisi sebelumnya Rp3.450. Harga intraday tertingginya mencapai Rp3.475 dan terendah Rp3.325. Volume transaksi mencapai Rp130,1 juta unit saham senilai Rp444,8 miliar dan frekuensi 3.347 kali.

Satrio menegaskan, memang saham BUMI masih bisa naik hari ini, tapi resistance kuatnya di level 3.475-3.525. Artinya, kalau mengambil posisi spekulatif, pergerakannya sudah tidak lebar lagi. “BUMI baru menarik di kisaran level Rp3.300-3.400,” tandasnya.

Sementara itu, lanjutnya, harga minyak mentah dunia tak lagi berpengaruh pada pergerakan harga saham batu bara seperti BUMI. Sebab, dalam dua pekan terakhir, harganya tertahan di level US$100 per barel. “Artinya, belum ada arah yang baru untuk harga minyak. Minyak cenderung flat di level ini,” ujar Satrio.

Lalu, dari sisi fundamental emiten, tak ada hal-hal yang bisa mendongkrak harga saham BUMI lebih jauh. Kenaikan saham BUMI kemarin karena ada berita pembayaran utang emiten sebesar US$300 juta sepanjang 2011 kepada sejumlah kreditor. “Tapi, ini sudah terdiskon oleh market sehingga kurang memberi tenaga bagi pergerakan saham BUMI Selasa (6/6) ini,” paparnya.

Pada saat yang sama, Satrio menambahkan, arah market pun hari ini masih flat. Artinya, kalaupun turun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) masih terbatas di level support 3.750 dan kalaupunn naik, resistance kuatnya di level 3.850. “Indeks bisa melemah dalam sebulan ke depan, tapi tidak akan banyak,” paparnya.

Bahkan, dia masih bisa melihat, indeks masih bisa mencapai rekor tertinggi baru dalam sejarah hingga akhir Juni 2011. “Tapi, sebelum mencapai rekor itu, indeks berpeluang melemah tipis terlebih dahulu,” timpalnya.

Untuk saham BUMI sendiri, menurutnya, pasar perlu mengantisipasi perundingan atau negosiasi perbayaran utang dengan China Investmen Corporation (CIC). Hanya saja, hingga hari ini belum diketahui progresnya. “Kalau pasar melihat perkembangan dari negosiasi tersebut, harga saham BUMI bisa lebih kuat dari level saat ini,” tuturnya.

Sedangkan untuk jangka menengah, potensi kenaikan saham BUMI memang masih menjanjikan hingga mencapai level Rp4.000. Hanya saja, pergerakannya ‘agak’ lamban. “Yang jelas, jika Anda berposisi akumulasi, harga Rp3.400-3.500 juga masih menarik untuk jangka menengah,” ujarnya.

Satrio memperkirakan, target Rp4.000 bisa dicapai lebih cepat dari akhir tahun. “Dalam situasi ini lebih baik nunggu turun dengan strategi buy on weakness untuk trader jangka pendek,” imbuh Satrio. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar