Selasa, 07 Juni 2011

Lolos Seleksi, Nasabah Tajir Bukopin Sempat Hilang

Medium
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Bukopin Tbk (Persero) klaim lolos suspensi Bank Indonesia (BI) terhadap layanan priority banking yang dimiliki 23 bank yang memiliki layanan tersebut.

"Sekarang sudah 100% dibuka, kita berikan pelayanan yang lebih baik, bisa nikmati ruang rapat, bisa terima tamu di ruang kita yang merupakan salah satu sarana layanan prioritas kita," ujar Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi kepada wartawan di sela seminar bertajuk 'Modus Kejahatan Perbankan dan Mitigasi Resikonya' di Jakarta, Selasa (7/6).

Dia menegaskan layanan prioritas banking yang dimiliki oleh Bank Bukopin memiliki perbedaan dengan layanan prioritas yang dimiliki oleh bank-bank besar. "Nasabah prioritas ini kita batasi, untuk buka pertama Rp500 juta, dan kita menyebutnya prioritas bukan wealth management, karena produk derivatif yang kita jual sedikit, nggak kita push ke sana. Saya khawatir, lebih baik jadi bank tradisional tapi aman daripada jadi bank yang bermain derivatif tapi jadi banyak fraud," tambahnya.

Lebih jauh dia juga menjelaskan saat ini hanya ada beberapa cabang Bank Bukopin yang bisa memberikan layanan prioritas banking. "Saat ini ada beberapa titik yang penting, di kota-kota besar cabang utama seperti di Jakarta, Surabaya, dan Medan," jelasnya.

Mengenai efek suspensi yang timbul selama satu bulan kemarin, menurut Glen, ada beberapa kesempatan yang hilang, yang seharusnya bisa menjadi keuntungan bagi Bank Bukopin. "Ada change yang hilang, kan ada orang yang ingin di prioritas, tapi karena kita lagi disuspen jadi tidak jadi. Mereka jadi tidak bisa nikmati pelayanan khusus kami," tuturnya.

Bank Bukopin juga menegaskan sudah melakukan sertifikasi terhadap karyawan yang memang menangani layanan prioritas bankingnya. "Kita selama ini mengkhususkan beberapa karyawan prioritas untuk wyperd, hampir semua karyawan prioritas memiliki sertifikat, kecuali karyawan baru, tentu harus ditraining dulu, probation terlebih dahulu, setelah lulus jadi karyawan baru kita sertifikasi, sekarang ada 40 ribu karyawan tapi kan tidak semuanya tangani prioritas," ucap Glen.

Sedangkan terkait dengan proses audit, pihaknya lebih cenderung mengedepankan audit internal yang terdiri dari audit internal, satuan audit, dan surprise audit yang bekerjasama untuk mengantisipasi fraud. "Kalau audit KAP kan sifatnya audit finansial, kalau teknis ya internal. Kalau masuk teknis juga mereka kan belum tentu tahu, harus belajar lagi, prosedurnya kejar lagi, belum tentu orang luar paham, jadi lebih baik kalau menyangkut teknis biar internal saja," ujarnya.

Saat ini, menurutnya, Bank Bukopin mencoba untuk merubah pola satuan audit yang diharuskan bekerja dari awal. "Setiap hari internal control harus amati, kalau ada penyimpangan sekecil apapun harus dikomunikasikan dengan pemilik cabang, kita beri arahan nanti kalau memang ada pelanggaran. Kewenangan-kewenangan itu yang memang harus didelegasikan internal audit, tidak hanya perintah kantor pusat saja, tapi dituntut untuk lebih preventif," tukasnya. [cms]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar