Selasa, 07 Juni 2011

Margin GJTL kian kontet karena karet meroket

Margin GJTL kian kontet karena karet meroket
JAKARTA. Kenaikan harga karet dunia tampaknya akan menekan kinerja PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) tahun ini. Harga bahan baku ban yang makin mahal bakal menggerus margin kotor GJTL.

Margin kotor GJTL di tahun 2010 sebesar 14,8%, turun jika dibandingkan dengan gross margin di tahun 2009 yang mencapai 17,9%.

Analis Mandiri Sekuritas Maria Renata memperkirakan margin kotor GJTL masih akan tertekan kenaikan harga karet tahun ini. Analis Mandiri Sekuritas Maria Renata memperkirakan margin kotor produsen ban merk GT Radial tersebut akan terus menyusut di sisa tahun akibat kenaikan harga bahan baku karet. "Penyebabnya adalah pasokan karet menurun di awal tahun karena faktor cuaca," kata dia kepada KONTAN, Senin (6/6).

Maria memprediksi, tahun ini harga rata-rata karet mencapai US$ 6,0 per kilogram (kg). Di kuartal pertama saja, harga karet sudah mencapai US$ 5,2 per kg.

Porsi pembelian karet terhadap biaya produksi GJTL memang tinggi. Kontribusi harga karet dalam biaya produksi GJTL besarnya hampir dua kali lipat kontribusi biaya serupa di kompetitornya, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).

Di samping harga karet, Analis OSK Nusadana Securities Yuniv Trenseno menilai, kenaikan harga minyak juga menyebabkan merosotnya margin kotor GJTL. Di kuartal satu 2011 harga minyak naik sekitar 12,4%. Padahal produsen ban merek GT Radial ini cuma menaikkan average selling price (ASP) 8%.

Minyak bumi juga salah satu bahan baku ban. Yuniv mencatat, bahan baku memakan porsi hingga 77% dari biaya produksi GJTL.

Yuniv memprediksi, harga rata-rata karet tahun ini mencapai US$ 5,25 per kg, sedang harga rata-rata minyak US$ 95 per barel. Dengan asumsi ini, dia menghitung margin kotor GJTL tahun ini 16,2%.

Untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku, mau tidak mau GJTL harus menaikkan ASP.

Menurut Maria, mau tidak mau GJTL harus menaikkan ASP untuk mengimbangi kenaikan harga karet. Tidak ada patokan persentase kenaikan yang wajar karena semuanya mengikuti kondisi pasar.

GJTL sendiri sudah menaikkan ASP dua kali tahun ini, yaitu di Januari dan April, dengan persentase kenaikan sekitar 5%-6%.

Maria menilai kenaikan ini tidak akan membuat GJTL kehilangan daya saing. "GJTL masih bisa bersaing karena produsen ban lain juga pasti menaikkan ASP kalau harga karet naik," tambah Maria.

Penjualan baik

Analis memperkirakan harga karet akan kembali normal tahun depan. Dus, margin kotor GJTL bisa kembali naik.

Prospek penjualan ban juga masih oke. Penjualan ban berjalan mengiringi pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor. Menurut Yuniv, pertumbuhan volume penjualan GJTL di kuartal satu baik. "Sesuai perkiraan kami," tutur Yuniv dalam risetnya. Biasanya, penjualan di kuartal satu adalah penjualan paling rendah.

Maria menilai GJTL tetap bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan tahun ini, yakni sebesar 20%-25%. Menurut hitungan Maria, 10% pertumbuhan pendapatan akan disumbang peningkatan volume penjualan, dan sisanya disumbang kenaikan ASP.

Maria dan Yuniv merekomendasikan beli GJTL. Maria memasang target harga di Rp 3.000 per saham dengan rasio price to earning (P/E) di 2011 mencapai 8,2 kali.

Adapun Analis UOB Kay Hian Securities Edy Kho memprediksi harga GJTL bisa mencapai Rp 3.250 per saham. Syaratnya, saham produsen ban ini bisa menembus level resistance pertama, yaitu Rp 3.000 per saham. Karena itu, ia memasang rekomendasi buy on weakness untuk saham ini.

Ketiga analis sama-sama memberi rekomendasi buy saham GJTL. Maria memasang target harga Rp 2.225 dengan rasio price/earning (P/E) 2011-2012 8,2 kali-7,9 kali. Sedangkan Yuniv mematok target harga Rp 2.850 yang mencerminkan rasio P/E 2011 sebesar -2012 9,7 kali-8,3 kali. Saat ini saham GJTL diperdagangkan dengan rasio P/E 2011-2012 8,7 kali-7,4 kali.

Indra memprediksi harga saham GJTL bakal turun ke Sedangkan target harga yang diberikan Indra yaitu Rp 2.390 mencerminkan rasio P/E 2011-2012 15,0 kali-8,6 kali. Ia menghitung rasio P/E 2011-2012 saham GJTL saat ini 13,5 kali-7,7 kali. Harga saham GJTL melorot 0,87% menjadi Rp 2.850 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar