Selasa, 07 Juni 2011

BTN Siapkan FLPP Senilai Rp2,4 Triliun

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) telah menyiapkan dana untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp2,4 triliun selama tahun 2011 ini.

Saat ini porsi BTN dalam FLPP ini sebesar 40%, sedangkan sisanya akan dihandle oleh pemerintah sebesar 60%. "Penggunaan dana obligasi ini salah satunya juga untuk FLPP ini," ungkap Wakil Direktur Utama BTN, Evi Firmansyah usai Due Diligence dan Penawaran Obligasi XV BTN di Jakarta, Selasa (7/6).

Senada dengan hal ini, Direktur Keuangan BTN, Saut Pardede, menjelaskan mahalnya obligasi yang harus dibayarkan BTN untuk menopang kredit umum, membuat BTN lebih mengkhususkan dana yang didapat dari obligasi ini guna FLPP tersebut. "Kredit umum itu kita bayar obligasinya mahal, kalau bayar deposito maksimum cuma 7%, sementara kredit umum jangka waktunya 1-2 tahun, ngga mungkin kita biayai kredit umum dengan obligasi mahal. Makanya obligasi ini dikhususkan untuk lending yang panjang, KPR pun dikhususkan kepada KPR Subsidi yang dibayar fix oleh nasabah," ujarnya.

Sementara mengenai wacana mengenai BTN yang ingin perkuat kredit di luar perumahan, menurutnya BTN tidak akan meninggalkan pembiayaan perumahan, tetapi ada beberapa hal yang akan dilakukan BTN guna mengatasi kapasitas pembiayaan yang melebihi kapasitas. "Jadi kita salurkan dalam bentuk kredit yang bertujuan untuk mengurangi resiko, jadi kita taruh dalam jangka yang lebih pendek, lantas memberikan yield yang lebih tinggi, misalnya koonsumer, serta memanfaatkan nasabah yang ada," tambahnya.

Menurutnya dengan melakukan hal ini, BTN cukup menawarkan kepada nasabah yang sudah mengangsur selama 5 tahun, tanpa harus menambah kolateral. "Komitmen kita 85% dari total kredit minimal ada di perumahan. Yang lain kita kembangkan ke arah maksimal 15%," ujarnya.

Hingga saat ini posisi penyaluran kredit perumahan oleh BTN sudah mencapai 91%. "Angka Rp26 triliun sudah termasuk pengembangan di bidang konsumer, sumber dananya ada dari pengembalian angsuran, sistem kredit kita kan ada unsur pokok dan bunga, unsur pokok itu kita terima minimal Rp8 triliun, DPK kita harapkan hasilkan Rp14 triliun, sisanya dari penerbitan obligasi, repo KPR, SMF (Sentra Multigriya Financial), KIK EBA Rp1 triliun di Q2 nanti. Untuk komposisi akhir tahun diharapkan 89-11%, dan 2012 85-15% lah," tukasnya. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar