Senin, 25 Juli 2011

Amerika Gagal, Bursa Asia Terpental

Headline
INILAH.COM, Sydney – Kegagalan Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan mengenai batas utang, membuat bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan Senin (25/7).

Indeks Komposit Morgan Stanley (MSCI) Asia Pasifik (APAC) melemah 1,1% ke 137,52 dengan rasio tujuh saham turun untuk setiap dua yang menguat, serta PER pada 13,8 kali. Indeks ini menguat 2,5% pekan lalu dan menutup penurunan selama 2011.

Mayoritas indeks benchmark melemah hari ini. Bursa Nikkei di Jepang turun 0,8%, Kospi di Korea Selatan 1%, Australia 1,6%, Hang Seng di Hong Kong 0,7% dan indeks komposit Shanghai 2,4%. Penurunan terbesar adalah indeks komposit Shenzhen, yakni 2,9%.

Stephen Halmarick, Kepala Riset Investasi Pasar Colonial First State Global Asset Management berpendapat, masalah batas utang AS masih menjadi perhatian pasar modal. Terutama karena pemberitaan di media yang mengindikasikan tak ada kesepakatan.

“Jika pembicaraan gagal, maka akan ada penurunan peringkat utang dan akibatnya, perekonomian Amerika kembali melambat,” ujarnya.

Eksportir Asia di Amerika melemah, karena kekhawatiran tak terjadinya kesepakatan mengenai batas utang (debt ceiling) oleh pemerintah AS. Hal ini dikhawatirkan melemahkan ekonomi dan membuat pendapatan mereka berpotensi turun.

Misalnya Toyota Motor Corp., produsen otomotif terbesar dunia berdasarkan valuasi pasarnya, melemah 1,4% dan memimpin penurunan di saham sektor konsumen. Honda Motor Co., produsen otomotif Jepang yang 44% pendapatannya dari Amerika, turun 1,6%.

Samsung Electronics Co. yang pendapatan terbesar keduanya berasal dari Amerika, turun 0,6%. Bank peminjam terbesar Australia berdasarkan valuasi pasarnya, Commonwealth Bank of Australia, turun 1,9%.

Hal serupa juga terjadi pada saham-saham perbankan Asia, yang khawatir penurunan peringkat utang Amerika oleh S&P dan Moody’s Investors Service.

Peminjam terbesar Jepang berdasarkan valuasi pasar, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc., turun 2,2% dan rivalnya yang terbesar kedua, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. turun 1,7%. “Kegagalan Amerika akan menganggu sektor kredit,” ujar Prasad Patkar dari Platypus Asset Management Ltd.

China Railway Construction Corp. merosot 5,5% di Hong Kong ke level terendahnya setelah dua kereta supercepat bertabrakan dan menewaskan setidaknya 36 orang. Kontraktor rel kereta, China Railway Group Ltd., juga ikut anjlok 6,7%.

Demikian pula saham produsen lokomotif, kereta barang dan gerbong penumpang, CSR Corp., merosot 9,1%. Patrick Xu dan Jon Windham dari Barclays Capital memperkirakan, kecelakaan menurunkan kepercayaan masyarakat akan jaringan kereta supercepat dan mengurangi penggunaannya.

Sebaliknya, saham perusahaan maskapai dan jalan bebas hambatan naik karena spekulasi masyarakat memperbanyak penggunaan pesawat terbang dan mobil setelah kecelakaan kereta. “Penumpang akan menggunakan transportasi alternatif seperti jalan bebas hambatan,” tulis keduanya.

Saham China Eastern Airlines Corp. naik 2,2%, Air China Ltd. 4,4% dan China Southern Airlines Co. 4%. Operator jalan bebas hambatan di Negeri Tirai Bambu, Shenzhen Expressway Co., juga menguat 3,2%. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar