Senin, 25 Juli 2011

IHSG Mantap Menuju 4.150 Pekan Ini

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Meski terus mencetak rekor, sinyal IHSG belum ‘lelah’ untuk terus naik. Pekan ini, indeks bakal tembus 4.150. Saham-saham grup Astra, perbankan dan pertambangan batu bara jadi penggeraknya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) pada perdagangan Jumat (22/7) ditutup menguat 38,749 poin (0,95%) ke level 4.106,822, dengan intraday tertinggi di 4.109,08 dan terendah di 4.069,93. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang naik 7,904 poin (1,10%) ke level 725,939.

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan IHSG ^JKSE pekan ini salah satunya dipicu oleh rendahnya suku bunga global terutama dolar AS. Sebab, hingga saat ini The Fund Rate masih dipertahankan di level rendah 0-0,25%.

Akibatnya, lanjut Irwan, investor regional dan global pun berburu saham-saham di Indonesia karena tingkat yield yang jauh lebih tinggi dibandingkan suku bunga global. “IHSG pekan ini bakal bergerak dalam kisaran support 4.080 dan 4.150 sebagai level resistance psikologisnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (24/7).

Lebih jauh dia menjelaskan, investor asing melakukan perburuan terutama pada saham-saham konglomerasi seperti grup Astra dan saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Jadi, inti dari kenaikan indeks saat ini adalah masuknya dana asing,” ucapnya.

Irwan melanjutkan, meski secara fundamental indeks domestik sangat positif, jika investor asing tidak masuk, indeks tidak akan mengalami kenaikan berarti seperti saat ini. Fund-fund manager asing dari regional baik dari Hong Kong maupun Singapura terus masuk ke pasar Indonesia.

“Buktinya, akhir pekan lalu saja, dalam satu hari net buy asing sebesar Rp508,9 miliar,” ungkap Irwan. Situasi itulah menurut Irwan yang memicu rekaman teknikal, tren pergerakan indeks domestik masih terus naik. Sebab, saham-saham pendukungnya pun naik.

Di sisi lain, penguatan indeks juga mendapat dukungan dari kenaikan kembali minyak yang saat ini sudah tembus US$99 per barel. Harga batu bara pun sudah mulai merangkak naik ke level US$120,95 per metrik ton. “Pada saat yang sama, kinerja saham-saham di sektor pertambangan batu bara dan perbankan membaik,” papar Irwan.

Adapun saham-saham pendukung penguatan indeks pekan ini, menurut Irwan, masih ditopang grup Astra sebagai emiten konglomerasi, perbankan terutama bank-bank BUMN, dan saham-saham di sektor pertambangan. Saham-saham di sektor pertambangan pun bakal terapresiasi banyak. “Sebab, tren harga minyak saat ini sedang naik. Begitu juga dengan harga batu bara,” tandasnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII) dengan target Rp110.000 akhir tahun, PT Bumi Resources (BUMI) dengan target Rp5.000, PT Adaro Energy (ADRO) Rp4.000, PT Tambang Bukit Asam (PTBA) Rp30.000, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Rp7.000, dan PT International Nickel Indonesia (INCO) dengan target Rp7.000.

Lalu, PT Bank Mandiri (BMRI) dengan target Rp10.000, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp11.000 dan PT Bank Central Asia (BBCA) dengan target Rp10.000 akhir 2011. “Saya rekomendasikan long term buy saham-saham tersebut. Sebab, pada akhir 2011, IHSG berpeluang besar bertenger di level 4.500,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar