Senin, 25 Juli 2011

Negosiasi buntu, private placement Malindo terpaksa batal

Negosiasi buntu, private placement Malindo terpaksa batal
JAKARTA. Rencana penambahan modal PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) melalui penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau private placement, batal. Gagalnya aksi korporasi ini karena tidak tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan antara perseroan dengan calon pembeli saham baru.

Tadinya perusahaan pakan ternak ini berniat menerbitkan saham baru tanpa HMETD senilai Rp 151,26 miliar. Calon pembeli saham baru melalui mekanisme private placement ini adalah Amnah Binti Ibrahim. Setelah penambahan saham ini nanti, kepemilikan publik emiten bersandi MAIN menjadi 37,19%, dari semula 40,9%.

Malindo sudah menyiapkan rencana penggunaan dana private placement ini, yakni Rp 100 miliar untuk membangun pabrik pakan baru dan sisanya untuk modal kerja. Perseroan memperkirakan negosiasi tuntas paling lambat 31 Maret 2012. Namun, di tengah jalan, rencana batal karena tidak juga ada kesepakatan bisnis yang diinginkan.

Rudy Hartono, Sekretaris Perusahaan Malindo, menuturkan, dengan batalnya rencana ini, perseroan mau tidak mau harus mencari sumber pendanaan lain untuk meneruskan rencana bisnis. Terutama, proyek pembangunan pabrik pakan. "Kami akan mendapat pendanaan dari pinjaman bank dan kas internal," jelas Rudy, akhir pekan lalu.

Mengutip laporan keuangan Malindo per akhir Maret 2011, kas internal MAIN mencapai Rp 72,8 miliar. Adapun total kewajiban mereka Rp 796,41 miliar, dan Rp 286,17 miliar ekuitas. Dengan demikian debt to equity ratio (DER) Malindo mencapai 2,78x, jauh di atas rata-rata DER industri sebesar 1,25x.

Malindo membutuhkan banyak tambahan modal baru bukan cuma untuk mendanai pabrik pakan anyar, melainkan juga untuk pendirian anak usaha baru yakni PT Malindo Food Delight (MFD). “Saat ini dalam tahapan akhir,” kata Rudy.

Malindo sudah menanam investasi Rp 100 miliar di anak usaha baru yang bergerak di bisnis makanan beku itu. Kepemilikan saham Malindo di MFD mencapai 99,87%. Targetnya, MFD bisa mulai beroperasi kuartal I-2012. Namun, kontribusi anak usaha baru ini diperkirakan belum akan signifikan hingga dua tahun pertama operasionalnya.

Kendati demikian, Malindo pernah menghitung, jika MFD mulai beroperasi awal 2012, pendapatan Malindo diproyeksikan bisa mencapai Rp 3,07 triliun pada tahun 2013. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi pendapatan perseroan tahun 2012 sebesar Rp 2,72 triliun. Laba bersih tahun 2013 mereka perkirakan bisa mencapai Rp 359,29 miliar. Di atas proyeksi laba bersih tahun 2012 senilai 269,50 miliar.

Proyeksi tersebut bisa tercapai dengan asumsi: hari operasional MFD berjalan setahun penuh, bunga kredit bank 12% per tahun, dan penyusutan aset tetap diperhitungkan dengan metode garis lurus (straight line method).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar