Senin, 25 Juli 2011

Marketing sales ASRI mencapai Rp 1 triliun

JAKARTA. Pengembang properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatatkan marketing sales selama semester pertama tahun ini senilai Rp 1,02 triliun. Jumlah tersebut setara 57,14% dari total target marketing sales sepanjang 2011 yang mencapai Rp 1,75 triliun.

Manajemen ASRI menjelaskan marketing sales itu berasal dari penjualan perumahan, apartemen, tanah kavling, perkantoran serta area komersial. “Mayoritas penjualan berasal dari residensial,” ucap Sekretaris Perusahaan ASRI, Hendra Kurniawan, Minggu (24/7).

Nilai marketing sales ASRI selama enam bulan pertama tahun ini tidak berbeda jauh dengan periode yang sama tahun lalu. “Naiknya hanya sedikit, marketing sales di semester pertama tahun lalu berkisar Rp 1 triliun, tapi sedikit di bawah marketing sales saat ini,” kata Hendra. Adapun marketing sales sepanjang 2010 mencapai Rp 1,6 triliun.

Soal tipisnya pertumbuhan marketing sales semester pertama tahun ini, Hendra menjelaskan ASRI fokus mengejar nilai penjualan ketimbang volume penjualan. Hal itu mengingat cadangan lahan terbatas. Per akhir Juni 2011, ASRI memiliki landbank sekitar 315 hektare (ha). Dari lahan itu, tidak seluruhnya akan dibangun properti untuk dijual. Sebagian dipakai untuk infrastruktur. Hanya sekitar 180 ha yang bisa dikembangkan.

Dengan rencana pembangunan convention hall seluas 40 ha, maka yang tersisa seluas 140 ha. “Pengembangan lahan seluas 140 hektare paling lama tujuh tahun. Apabila kami terlalu boros, lima tahun saja sudah habis,” ungkap Hendra.

Untuk mencapai target marketing sales tahun ini yang senilai Rp 1,7 triliun, luas tanah yang dijual sekitar 20 ha. Sebagai perbandingan, di tahun sebelumnya ASRI menjual tanah seluas 26 ha dengan nilai marketing sales Rp 1,6 triliun.

Dus, penjualan ASRI tahun ini didukung oleh proyeksi kenaikan harga tanah. “Setiap tahun kenaikan harga tanah sekitar 20%,” kata Hendra. Harga tanah ASRI pada tahun ini mencapai Rp 6,1 juta per meter persegi, atau naik 20% dari tahun sebelumnya.

Klaster baru

Analis JP Morgan, Liliana Bambang, menyebutkan, kenaikan harga tanah di kawasan Serpong melebihi ekspektasinya. “Kenaikan harga lebih tinggi daripada proyeksi kami, yakni 15% untuk tahun 2011,” ujar Liliana dalam laporan risetnya.

Menurut dia, kenaikan harga tersebut disebabkan oleh terbatasnya cadangan lahan milik ASRI. “ASRI membatasi penjualannya sekitar 20 hektare per tahun, dan lebih fokus pada pricing daripada volume,” ungkap Liliana.

Demi memenuhi sisa target marketing sales pada paruh kedua tahun ini, ASRI mengandalkan cluster baru, yaitu cluster Sitara dengan sub cluster Jingga. Cluster tersebut meluncur pada akhir Juli ini. ASRI akan mengembangkan tahap pertama pada cluster ini seluas 6 ha-8 ha. Sedangkan luas lahan cluster Sitara mencapai 27 ha. Manajemen ASRI optimistis proyek tahap pertama akan terjual habis pada tahun ini.

Nilai marketing sales sepanjang tahun ini sejatinya baru akan dibukukan sebagai penjualan pada 2012 dan 2013. ASRI memproyeksikan pendapatan tahun ini berkisar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,3 triliun. Jumlah ini naik 57% hingga 70% dari pendapatan 2010 senilai Rp 765,21 miliar. Pendapatan tahun ini sebagian besar berasal dari marketing sales 2009 dan 2010.

Liliana menghitung pendapatan ASRI di 2011 mencapai Rp 1,37 triliun. Adapun proyeksi pendapatan 2012 dan 2013 masing-masing Rp 1,73 triliun dan Rp 2,12 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar