Selasa, 24 Mei 2011

Profit Taking Dolar AS Dongkrak Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (24/5) ditutup menguat 13 poin (0,15%) ke level 8.565/8.569 per dolar AS dari posisi kemarin 8.578/8.584.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, penguatan rupiah hari ini semata dipicu oleh faktor pasar yang merealisasikan keuntungan (profit taking) atas dolar AS di kawasan Asia. Pasalnya, mata uang AS ini telah menguat tajam terhadap euro ke level US$1,3968 pada perdagangan kemarin.

Karena itu, dia menegaskan, penguatan rupiah hari ini murni profit taking atas dolar AS. Buktinya, dolar AS tak punya tenaga untuk melanjutkan penguatan. "Sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.560 dan terlemahnya 8.572 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (24/5).

Pada dasarnya, lanjut Daru, pesimisme masih menghantui pasar. Sebab, rupiah sangat terpengaruh oleh pergerakan mata uang di dunia terutama euro dan poundsterling yang masih berada dalam tekanan. "Artinya, meski hari ini positif masih berada di kisaran rendah dibandingkan pekan lalu," tandasnya.

Apalagi, data fundamental ekonomi yang akan dirilis hari sudah diekspektasikan negatif sehingga membebani pergerakan mata uang di zona euro. "Kondisi itu, memperparah kekhawatiran pasar atas krisis utang di Yunani," imbuh Daru.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4095 bahkan sepanjang perdagangan sempat mencapai US$1,4193 setelah menguat ke level US$1,3968 kemarin," imbuh Daru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar