Jumat, 03 Juni 2011

Ancaman 'Downgrade' AS Mewarnai Market

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Rupiah kembali perkasa meski indeks saham hanya menguat terbatas. Lembaga pemeringkat Moody’s yang mengancam akan men-downgrade peringkat kredit AS turut mewarnai laju market.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh memburuknya sentimen dolar AS yang dirundung ketidakpastian. Pasalnya, lembaga pemeringkat Moody's mengutarakan ancaman, untuk memangkas peringkat kredit AS.

Ancaman itu, akan menjadi kenyataan jika Kongres tidak mencapai kesepakatan terkait batas limit utang AS dari level saat ini senilai US$14,3 triliun. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai dan ditutup di level terkuatnya 8.518 dan 8.537 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (3/6).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (3/6) ditutup menguat 15 poin (0,17%) ke level 8.518/8.523 per dolar AS dari posisi sebelumnya 8.533/8.543.

Lebih lanjut Firman menegaskan, AS memiliki waktu hingga awal Agustus 2011. Jika ditunda hingga akhir Agustus, market semakin tidak sabar. Sebab, Partai Demokrat dan Partai Republik belum menemukan cara menaikkan limit utang tersebut apakah melalui pengeluaran yang dipangkas atau kenaikan pajak. "Ancaman Moody's itu yang semakin mencemaskan pasar," timpal Firman.

Di sisi lain, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari tingginya performa ekonomi Indonesia setelah data inflasi Mei dirilis cukup rendah di level 0,1%, pada Rabu (1/6) pekan ini. Di sisi lain, Bank Indoensia diekspektasikan akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini. "Karena itu, outlook rupiah cukup cerah," imbuh Firman.

Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS melemah tipis ke level US$1,4492 dari sebelumnya US$1,4490 per euro," imbuh Firman.

Dari bursa saham, analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, penguatan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) akhir pekan ini sebesar 6,26 poin (0,16%) ke level 3.844,02 dipicu oleh selective buying investor pada detik-detik terakhir jelang penutupan hari ini. Padahal, sepanjang perdagangan market lebih diwarnai aksi jual.

Menurutnya, selective buying yang membuat indeks pada akhirnya tetap bertahan di teritori positif. Kondisi itu, salah satunya dipicu oleh positifnya kinerja beberapa emiten bersangkutan. Di sisi lain, pasar juga merespon positif dibukanya suspensi dari Bank Indonesia mengenai pengelolaan dana nasabah-nasabah kaya (wealth management) oleh bank. “Itulah yang membuat sektor perbankan kembali bernapas,” paparnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar