Jumat, 03 Juni 2011

Sinyal ekonomi AS melambat, minyak diprediksi tumbang pada pekan depan

Sinyal ekonomi AS melambat, minyak diprediksi tumbang pada pekan depan
SINGAPURA. Harga minyak mentah berpotensi melemah, pada perdagangan pekan depan. Mayoritas analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, minyak kemungkinan bakal tumbang di tengah sinyal pertumbuhan lapangan kerja dan manufaktur di Amerika Serikat sedang berjuang untuk rebound.

Sebagian besar analis menyebut kemungkinan minyak terkoreksi dalam sepekan mendatang, hingga 10 Juni.

Pada 1 Juni, minyak mentah mengalami penurunan terbesar dalam tiga pekan terakhir karena kekhawatiran permintaan bahan bakar bakal melambat setelah ADP Employer Services merilis penambahan pekerja sejumlah 38.000 di bulan lalu. Ini yang terkecil sejak September tahun lalu. Sementara, indeks manufaktur tumbang ke level terendah sejak September.

Adapun, kontrak minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli di New York Mercantile Exchange turun tipis 0,03% ke level US$ 100,37 per barel, hingga pukul 12.37 WIB.

John Kilduff dari Again Capital LLC menyebut, gambaran ekonomi yang melambat akan menekan harga minyak lebih rendah. "Data ekonomi bisa saja tidak mendukung proyeksi permintaan yang sebelumnya telah mendorong harga minyak lebih tinggi di awal tahun," sebutnya.

Departemen Energi melaporkan permintaan bahan bakar naik 1,1% menjadi 18,7 juta barel sehari, selama empat pekan yang berakhir 27 Mei. Ini kenaikan pertama kali sejak 22 April. Namun, pasokan minyak mentah AS tercatat naik 2,88 juta barel menjadi 373,8 juta barel. Ini level tertingginya sejak Mei 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar