Jumat, 03 Juni 2011

Sinyal ekonomi melambat, emas berpeluang reli pada pekan depan

 Sinyal ekonomi melambat, emas berpeluang reli pada pekan depan
TOKYO. Emas berpeluang menguat pada pekan mendatang. Mayoritas analis dan trader yang disurvei Bloomberg memperkirakan emas bakal reli di tengah spekulasi sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi. Situasi ini mengindikasikan Federal Reserve tidak akan mulai mengetatkan kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Selain itu, krisis utang Eropa memicu meningkatnya permintaan untuk perlindungan kekayaan, survei yang ditemukan.

Dalam minggu ini, kontrak emas untuk pengiriman Agustus sudah turun 1,1% ke level US$ 1.520,60 per ons troy, hingga kemarin di Comex, New York. Kontrak yang sama sempat mencapai rekor di US$ 1.577,40, padal 2 Mei lalu.

Data manufaktur di Cina, Eropa dan AS melambat pada bulan Mei. Sementara, laporan tenaga kerja dari sektor swasta menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan, sehingga memicu kekhawatiran data tenaga kerja bulanan bakal melemah pula.

The Fed berencana menyelesaikan program sitmulus pembelian obligasi pemerintah senilai US$ 600 miliar pada bulan ini, dan mempertahankan suku bunga di level sangat rendah untuk jangka waktu yang panjang.

Direktur eksekutif GoldCore Ltd. Mark O'Byrne menyebut, kemungkinan stimulus tahap ketiga atau QE3 menyebabkan melambatnya ekonomi AS, sehingga bakal mendorong emas mencapai rekor baru.

"Kami tetap memproyeksi bullish untuk emas dalam non dolar AS maupun dalam dolar itu sendiri. Emas sudah menjadi mata uang, bukan sekedar logam," kata Dennis Gartman, ekonom dan editor dari Gartman Letter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar