Jumat, 03 Juni 2011

Permintaan dari Timur Tengah melonjak, harga CPO melejit hingga 1,7%

Permintaan dari Timur Tengah melonjak, harga CPO melejit hingga 1,7%
KUALA LUMPUR. Tingginya permintaan dari kawasan Timur Tengah menopang harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hingga reli untuk hari yang kedua. Apalagi, naiknya harga kedelai semakin meningkatkan daya tarik produk komoditas tropis, seperti minyak sawit.

Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange melesat hingga 1,7% ke level RM 3.462 atau setara US$ 1.148,92 per metrik ton, pada pukul 14.19 WIB.

Wakil presiden senior untuk futures & options di OSK Investment Bank Bhd. Donny Khor menyebut, kenaikan harga kedelai dan minyak mentah mendukung CPO. "Minat beli dari negara-negara Timur Tengah juga mendorong pasar lebih tinggi," katanya.

Societe Generale de Surveillance (SGS) menyebut, ekspor minyak sawit Malaysia naik 2,5% pada Mei, dibandingkan bulan sebelumnya. Hingga 31 Mei, Malaysia mengekspor sebanyak 1.353.895 ton, dibanding April sejumlah 1.321.068 ton.

Sementara, Govindlal G. Patel dari G.G. Patel & Nikhil Research Co. bilang, impor minyak nabati India sebagai negara kedua terbesar pengonsumsi minyak goreng, kemungkinan meningkat tahun depan. Lantaran petani menggunakan lebih banyak area untuk menanam kapas dibanding minyak nabati.

India memenuhi sekitar 50% dari kebutuhan minyak goreng melalui impor. Peningkatan pengapalan mungkin bakal memperpanjang reli CPO.

Adapun, harga kedelai untuk pengiriman Juli naik 0,3% ke US$ 14,11 per bushel di Chicago, sebelum diperdagangkan di US$ 14,075. Sedangkan, minyak sawit untuk kontrak yang sama melaju 0,2% ke posisi 59,01 cent per pound.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar