Selasa, 26 Juli 2011

Pendapatan bersih KRAS Rp 8,41 triliun

Pendapatan bersih KRAS Rp 8,41 triliun
JAKARTA. Penjualan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) di semester pertama 2011 ini rupanya tidak sebaik penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan volume penjualan menggerus pendapatan bersih KRAS sekitar Rp 600 miliar.

Sepanjang semester satu 2011 ini, pendapatan bersih KRAS tercatat hanya Rp 8,41 triliun, turun dari Rp 9 triliun di semester satu 2010. "Volume produksi kami turun sekitar 17% dari 1,166 juta ton tahun lalu menjadi 967.900 ton di semester ini," kata Sukandar, Direktur Keuangan KRAS di Jakarta, Senin (25/7).

Sukandar mengakui penjualan bijih besi selama enam bulan pertama tahun ini tidak sebaik tahun lalu. Hal ini terjadi karena permintaan pasar memang sedang lesu.

Meski begitu, kenaikan harga jual masih mampu menopang kinerja perusahaan pelat merah ini. "Harga jual naik 11%, tapi memang tidak setinggi kenaikan harga bahan baku pokok yang naik 29%," jelas Sukandar.

Hal ini membuat beban pokok penjualan penjualan meningkat. Tak heran jika kemudian laba kotor KRAS di akhir Juni tahun ini anjlok.
Laba kotor KRAS hingga akhir Juni lalu tercatat anjlok sekitar 52% menjadi Rp 903,61 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu KRAS bisa mencatatkan laba kotor hingga Rp 1,89 triliun.

Meski begitu, KRAS tetap bisa mencatatkan kenaikan laba bersih pada periode tersebut. Laba bersih produsen besi dan baja ini melesat sekitar 37% sepanjang semester pertama 2011 ini.

Kenaikan ini bisa terjadi lantaran KRAS mendapatkan pemasukan yang cukup signifikan dari pengalihan aset tetap senilai Rp 1,09 triliun. Pos ini tidak ada pada laporan keuangan semester I-2010.

Aset yang dialihkan tersebut merupakan tanah yang dijual KRAS pada perusahan joint venture antara KRAS dengan Posco. Dalam perjanjian joinvt venture, KRAS memang diwajibkan memberi lahan untuk pabrik. "Dulu kami beli masih murah, Rp 1,09 triliun itu merupakan gain yang kami dapat dengan menjual lahan di harga pasar saat ini," jelas Sukandar.

Di semester satu ini, perseroan bisa mengantongi laba bersih Rp 1,38 triliun. Tahun lalu pos ini hanya menghasilkan laba Rp 997,75 miliar. KRAS optimistis kinerja akan membaik di semester dua. Perseroan ini yakin permintaan akan naik lagi. "Konsumen biasanya menunggu harga bahan baku turun," sebut Sukandar. KRAS berharap volume produksi bisa naik melebihi 1 juta ton di semester dua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar