Selasa, 26 Juli 2011

Data Inggris dan Jerman Bakal Tekuk Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (26/7) diprediksi melemah. Negatifnya ekspektasi atas data GDP Inggris dan Indeks Sentimen Konsumen Jerman jadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, rupiah berpeluang dilanda profit taking sehingga cenderung tertekan. Pasalnya, pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian outlook ekonomi Eropa.

Menurutnya, hari ini akan dirilis data Gross Domestic Product (GDP) Inggris dan Indeks Sentimen Konsumen Jerman yang diekspektasikan negatif pada pukul 13.00 WIB. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dan akan bergerak dalam kisaran 8.515-8.530 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Dia memaparkan, Indeks Sentimen Konsumen Jerman angkanya, diprediksi jadi 5,6 dari sebelumnya 5,7. Sementara itu, data GDP Inggris diprediksi bakal dirilis di level 0,2% untuk kuartal kedua 2011 dari kuartal sebelumnya di level 0,5%. "Kondisi itu, bakal memperkuat dolar AS," ungkapnya.

Hanya saja, penguatan dolar AS akan terbatas. Sebab, AS masih dihantui oleh gagal bayar jika negara adidaya itu tidak mencapai kata sepakat soal kenaikan batas utangnya itu hingga 2 Agustus 2011. "Terakhir, masing-masing pihak masih kukuh pada proposal yang diajukan masing-masing," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (25/7) ditutup menguat tipis 4 poin (0,04%) ke level 8.518/8.528 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar