Rabu, 15 Juni 2011

Rp4,7 T Utang BNBR Jatuh Tempo Januari 2012

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengungkapkan dari total Rp5,25 triliun utang jangka pendek, sekitar Rp4,7 triliun merupakan utang jatuh tempo pada Januari 2012 yang diterima dari fasilitas untuk menyelesaikan transaksi Valar.

"Kita telah terima penawaran untuk perpanjang jatuh tempo, karena harus memperbaiki infrastruktur. Maka dengan tuntasnya transaksi akuisisi Vallar PLC pada kuartal pertama 2011 ini, menjadi salah satu langkah strategis BNBR," ujar Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur Umar dalam konferensi persnya di Jakarta, Rabu (15/6).

Dia juga mengungkapkan, ke depannya BNBR sebagai perusahaan investasi akan lebih meningkatkan portofolionya guna menutup defisit yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya. "Strateginya berangkat dari portfolio perusahaan publik yang ada di BNBR, fokusnya ada pada tagline kita, yaitu "Premier resources base investment company"," ujarnya.

Guna mendukung peningkatan portofolio tersebut, menurut Bobby ada empat pilar yang sudah disiapkan oleh perseroan. Di antaranya menyiapkan core portofolio, strategic investment, pertumbuhan dan rencana investasi, dan kegiatan yang berhubungan dengan investasi.

"Dari sisi strategic investasi kita lihat sektor komunikasi masih bagus makanya kita tempatkan Bakrie Telkom disektor itu. Selain itu sektor property juga kita lihat bagus. Kita juga punya perusahaan non publik seperti pabtik besi baja, industri, dan infrastruktur," tuturnya.

Lebih jauh dia juga menjelaskan mengenai pertumbuhan dan rencana investasi. Saat ini perseroan tengah memiliki sejumlah pekerjaan besar yang sedang dalam proses, antara lain proyek jalan tol Cimanggis-Cibitung, Proyek Tanjung Jati, serta proyek pipanisasi gas alam Kalimantan-Jawa Tengah. "Kami masih punya pekerjaan besar lainnya, dan diharapkan dapat selesai sebelum akhir 2011 ini. Ini adalah pelaksanaan proses akuntansi Kuasi Reorganisasi," ujar Bobby.

Selain itu, manajemen BNBR menilai langkah perseroan untuk melakukan kuasi reorganisasi dapat mendukung prospek usaha perseroan menjadi lebih terdongkrak. "Permintaan terhadap komoditas sumber daya energi primer akan terus tumbuh, harga komoditas agribisnis juga cenderung naik, sektor infrastruktur di dalam negeri juga cerah seiring dengan komitmen pemerintah untuk mengutamakan pembangunan prasarana dan infrastruktur," ujar Bobby.

Selain itu, menurut Bobby iklim makro ekonomi dengan bunga yang rendah, serta akses ke pasar modal global juga sangat mendukung. Maka itu manajemen BNBR optimistis pasca kuasi reorganisasi nanti kinerja perseroan akan semakin baik. [cms]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar