Rabu, 15 Juni 2011

Jadi pengendali DGIK, Asiariver siap tender offe

SINGAPURA. PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) masih menjadi incaran investor asing. Asiariver Advisor yang sebelumnya mengakuisisi 15% saham perusahaan konstruksi tersebut, kini berambisi menjadi pemegang saham pengendali.

Direktur Asiarivers Advisors Bimen Fang Qinglin mengatakan, perusahaan investasi ini berusaha menggenggam saham DGIK lebih dari 50%. "Semua proses administrasi sedang kami benahi, kami berharap bisa cepat selesai," kata Bimen, Rabu (15/6).

Sayang, Bimen enggan menyebutkan di harga berapa pembelian saham tersebut. Sebelumnya, Asiariver membeli DGIK dari Lokasindo Aditama dengan harga Rp 125 per saham. "Harga dan waktu belum bisa kami sebutkan," kata Bimen.

Kini, private equity yang berbasis di Singapura ini tengah mendekati PT Lintas Kebayoran Kota yang memiliki saham Duta Graha sebesar 33,03%. Asiariver juga tengah melobi pemegang saham lainnya, yaitu CLSA Singapore Pte Ltd dengan kepemilikan 14,63% dan PT Rezeki Segitiga Emas dengan kepemilikan 9,02%.

"Ada kemungkinan, sisa kepemilikan Lokasindo Aditama sebesar 7,35% juga bisa kita ambil. Namun kita belum bisa merinci detailnya," ujar Bimen.

Jika rencana akuisisi ini lancar, Asiariver mengaku siap mengikuti aturan pasar modal yaitu dengan melakukan tender offer. "Aturan yang ada pasti akan kami ikuti," kata Bimen.

Asiariver Advisor sudah menyiapkan dana untuk melakukan tender offer saham Duta Graha Indah. Namun tidak disebutkan jumlah dana yang disiapkan untuk membeli semua sisa saham publik. Yang jelas, jika Asiariver berhasil mencapai target yang diinginkan, perusahaan ini bakal royal mengembangkan bisnis DGIK. "Tapi mekanisme pembiayaannya belum kami temukan, yang jelas kami akan konsen ke proyek infrastruktur dan konstruksi," kata Bimen.

Ambisi yang tertunda

Bimen mengaku, ini merupakan ambisi yang tertunda. Sebab, perusahaan pengelola dana ini sudah memiliki rencana untuk menjadi pengendali DGIK sejak November 2010. "Bahkan, uji tuntas sudah selesai kami lakukan pada saat itu, ini sudah terlalu lama karena akan masuk semester dua," tutur Bimen.

Selain membidik perusahaan infrastruktur, Asiariver juga mengincar beberapa perusahaan lain. Di antaranya berasal dari sektor properti, energi terbarukan dan perusahaan keuangan. Dia mengaku, bisnis ini sangat menarik di Indonesia.

Asiariver merupakan private equity berbasis di Singapura yang memiliki kepedulian terhadap energi terbarukan. "Pasarnya masih luas, di Indonesia baru ada sekitar 7%," tutur dia. Pengembangan energi terbarukan tersebut rencananya akan ditransformasikan ke Duta Graha sebagai salah satu lini bisnis utama perusahaan. Namun demikian bisnis konstruksi yang selama ini dijalankan tetap akan dilaksanakan.

"Kita mungkin juga bisa masuk ke bisnis kontraktor batubara, itu salah satu rencana pengembangan bisnis kita," ujar Bimen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar