Rabu, 15 Juni 2011

Spekulasi permintaan naik, minyak mendekati level tertinggi tiga hari

SINGAPURA. Spekulasi permintaan bahan bakar bakal naik menggiring minyak ke dekat level tertinggi tiga hari di New York. Ini terjadi lantaran angka penjualan ritel AS lebih baik dari prediksi, dan stok minyak mentah turun pada pekan kedua.

Minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli naik 19 sen ke level US$ 99,56 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 9.04 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yang sama melejit 2,1% ke US$ 99,37 per barel, yang merupakan kenaikan terbesarnya sejak 18 Mei. Sementara, minyak Brent untuk pengiriman Juli naik US$ 1,06, atau 0,9% menjadi US$ 120,16 per barel di ICE Futures Europe, kemarin.

Departemen Perdagangan AS merilis penjualan ritel pada Mei lalu turun 0,2%, lebih baik dari perkiran pasar yang memprediksi turun hingga 0,5%. Sentimen di pasar minyak juga ditopang berkurangnya cadangan minyak AS. American Petroleum Institute mengatakan, stok minyak mentah pada pekan lalu turun 3,01 juta barel menjadi 363 juta barel.

John Kilduff dari Again Capital LLC menyebut, pasar minyak reli karena ditopang data ekonomi. "Namun, pasar akan tetap berada di bawah tekanan dengan data yang apa adanya itu," ujarnya.

Sementara, hari ini, Departemen Energi bakal melaporkan data cadangan minyak. Survei Bloomberg memprediksi cadangan mungkin akan berkurang 1,8 juta barel menjadi 368,9 juta barel. Sementara, suplai bensin naik 1,05 juta barel.

Kemarin, Kepala ekonomi International Energy Agency Fatih Birol mengatakan, harga minyak menyulitkan perekonomian global, dan mungkin akan memperlambat pemulihan ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar