Kamis, 15 September 2011

Bank sentral intervensi pasar, rupiah menguat pagi ini

Bank sentral intervensi pasar, rupiah menguat pagi ini
JAKARTA. Rupiah menguat karena spekulasi bank sentral melakukan intervensi untuk menopang pergerakan rupiah. Pasalnya, kemarin, mata uang Garuda ini sempat anjlok ke posisi terlemah sejak 14 Februari di Rp 8.939 per dollar AS.

Hingga pukul 9.58 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) berada di level 8.754, dari posisi kemarin di 8.884.

Otot rupiah menguat setelah kemarin, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan yakin akan masa depan Yunani di zona Euro. Perdana Menteri Yunani George Papandreou berkomitmen memenuhi target pengurangan defisit, sebagai syarat untuk bailout internasional.

Selain itu, kemarin, Deputi Gubernur Hartadi Sarwono menyebutkan Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar rupiah dan obligasi setelah sempat jatuh 2,6%. Bank sentral melakukan intervensi di pasar mata uang dengan mengatur pembelian atau penjualan valuta asing. Indonesia memiliki US$ 125 miliar cadangan yang dapat digunakan untuk mempertahankan rupiah.

Kepala treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto menilai, Bank Indonesia melakukan langkah yang benar kemarin karena mereka tidak ingin melihat volatilitas dalam mata uang. "Laporan dari Eropa juga membantu meredakan kekhawatiran krisis Eropa mulai masuk ke Asia," ujarnya, di Jakarta, hari ini.

Kemarin, asing tercatat melakukan penjualan saham Indonesia senilai US$ 160 juta, lebih besar dari jumlah yang mereka beli, Sementara, harga obligasi pemerintah jatuh untuk hari ketiga, kemarin. Adapun yield obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik 29 basis poin menjadi 7,02%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar