Kamis, 15 September 2011

Spekulasi suplai meningkat, harga CPO tergerus

Spekulasi suplai meningkat, harga CPO tergerus
KUALA LUMPUR. Spekulasi suplai dari Indonesia dan Malaysia bakal meningkat telah memicu koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). Apalagi, panen kedelai di AS diperkirakan bakal lebih besar.

Kontrak CPO untuk pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange tergerus 0,8% ke RM 3.040 atau setara US$ 986 per metrik ton. Kontrak yang sama bergulir ke level RM 3.047 per metrik ton pada pukul 11.48 WIB.

Analis CIMB Group Holdings Bhd Ivy Ng memperkirakan, ekspor akan cenderung flat hingga sedikit lebih rendah. Sementara, pasokan mungkin akan meningkat karena para pekerja sudah kembali beraktivitas pasca libur lebaran. "Sebagian besar orang merasa tidak perlu terburu-buru untuk membeli karena tidak ada kekurangan pasokan," ujarnya, hari ini.

Hari ini, surveyor Intertek melaporkan ekspor dari Malaysia dalam 15 hari pertama di bulan September turun 32% menjadi 648.343 ton, dari periode yang sama bulan lalu.

Pergerakan harga CPO juga dipengaruhi spekulasi bakal lebih tingginya hasil panen kedelai di AS. Pada 12 September lalu, Departemen Pertanian AS (USDA) merilis perkiraan panen kedelai tahun ini akan mencapai 3,085 miliar bushel. Proyeksi tersebut lebih tinggi dari hasil survei Bloomberg yang hanya 3,032 miliar bushel, juga lebih besar dari perkiraan pada Agustus lalu yaitu 3,056 miliar bushel.

Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan produk substisusi yang digunakan dalam makanan dan bahan bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar