Senin, 05 September 2011

IHSG 'Menghijau' Sendirian di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil beda dengan menguat 24 poin di tengah jatuhnya bursa-bursa Asia. Investor kembali masuk ke pasar modal setelah libur panjang.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di posisi Rp 8.540 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan sebelum lebaran di Rp 8.560 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka menguat 28,395 poin (0,73%) ke level 3.870,126. Indeks menjadi satu-satunya yang menguat di tengah jatuhnya bursa-bursa regional.

Investor seperti kehausan untuk menempatkan dananya di pasar modal setelah libur berdagang satu pekan, saham-saham unggulan dan lapis kedua pun menjadi incaran.

Atas perburuan saham-saham ini, IHSG sempat mendaki hingga ke posisi tertingginya di posisi 3.912,187 awal-awal perdagangan. Setelah itu, laju pendakian IHSG sedikit melambat.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menanjak 62,202 poin (1,61%) ke level 3.903,933. Investor mencoba menata kembali portofolio investasinya setelah libur panjang.

Laju penguatan IHSG sedikit terhambat oleh aksi ambil untung di perdagangan sesi II. Meski demikian, indeks masih mampu berjalan di zona hijau.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (5/9/2011), IHSG menguat 24,441 poin (0,63%) ke level 3.866,172. Sementara Indeks LQ 45 naik 6,715 poin (0,99%) ke level 682,970.

Profit taking terjadi di saham-saham berbasis properti dan kosnumer yang pagi tadi sempat naik tinggi, kini indeks sektor properti justru memerah. Hal yang sama juga terjadi di saham-saham komoditas.

Penguatan saham-saham berbasis infrastruktur, finansial dan aneka industri lah yang mampu menahan IHSG bertahan di zona hijau. Ketiga indeks sektor industri tersebut menguat lebih dari satu persen.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 121.369 kali pada volume 4,128 miliar lembar saham senilai Rp 6,087 triliun. Sebanyak 104 saham naik, sisanya 129 saham turun, dan 75 saham stagnan.

Transaksi investor asing cukup aktif pada perdagangan kali ini, tercatat investor asing melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 59,776 miliar di seluruh pasar.

Pergerakan bursa-bursa di regional tidak banyak berubah hingga sore hari ini, masih terjebak di zona merah. Kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia masih menghantui investor.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun 49,54 poin (1,96%) vke level 2.478,74.
  • Indeks Hang Seng ambruk 596,51 poin (2,95%) ke level 19.616,40.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 166,28 poin (1,86%) ke level 8.784,46.
  • Indeks Straits Times jatuh 76,12 poin (2,68%) ke level 2.766,97.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.650 ke Rp 67.800, United Tractor (UNTR) naik Rp 800 ke Rp 24.400, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 600 ke Rp 55.600, dan HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 500 ke Rp 31.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.600 ke Rp 11.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 600 ke Rp 42.500, Indomobil (IMAS) turun Rp 250 ke Rp 10.950, dan Fast Food (FAST) turun Rp 250 ke Rp 9.450.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar