Senin, 05 September 2011

Mencari jalan baru di luar bisnis tol

Mencari jalan baru di luar bisnis tol
JAKARTA. Dua emiten jalan tol yaitu PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) memilih melakukan diversifikasi usaha mulai tahun ini.

META memilih bisnis pelabuhan. Bersama dalam konsorsium, META tengah mengejar proyek pelabuhan Petikemas Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta senilai Rp 11 triliun. META juga berencana mengakuisisi pelabuhan di Sumatra dan sebuah perusahaan penyediaan air bersih di Jawa.

Proyeksi pengelola META, nilai asetnya paska akuisisi, naik hingga Rp 4 triliun. Per akhir Juni lalu aset META Rp 1,8 triliun. Namun dalam lima tahun ke depan, kontribusi pendapatan terbesar, tepatnya 60%, masih datang dari bisnis jalan tol.

“Pendapatan tol masih akan terus bertumbuh,” kata Bernardus Djonoputro, Direktur Pengelola META, pekan lalu. Ruas tol yang dikelola META belum memasuki masa jenuh.

Sedangkan CMNP ingin mengakuisisi perusahaan penyedia infrastruktur tambang. CMNP telah menyiapkan dana hingga Rp 1,5 triliun untuk membiayai akuisisi sekaligus mengembangkan perusahaan itu.

Namun, CMNP tetap mengembangkan ruas tolnya. Perusahaan berniat untuk mengakuisisi tiga ruas tol di daerah urban. Untuk agenda akuisisi itu, manajemen CMNP telah menyiapkan dana Rp 3,5 triliun.

Dalam proyeksi pengelola CMNP, jika rencana akuisisi itu sukses, maka pendapatannya di 2014 bisa naik hingga 3,5 kali lipat daripada pemasukan di tahun ini.

Analis Mandiri Sekuritas, Maria Renata menilai, emiten pengelola tol melakukan diversifikasi usaha karena tidak mudah mendapatkan ruas tol yang menguntungkan untuk dikembangkan. “Saat ini konsesi ruas tol yang bisa menguntungkan ada di Jakarta,” kata Maria.

Penyebab lain, kebanyakan bisnis konstruksi tidak menghasilkan margin yang besar. Dia mengaku, belum bisa memproyeksikan pengaruh agenda ekspansi kedua emiten karena belum ada detail.

Namun, Maria memperkirakan ruas tol Depok-Antasari akan berkontribusi signifikan terhadap CMNP. Lalu lintas kendaraan di ruas tersebut diperkirakan mencapai 47.000 per hari. Maria memproyeksikan, trafik CMNP tahun ini naik 3,5% dibanding tahun sebelumnya.

Fokus di jalan tol

Sedang PT Jasa Marga Tbk (JSMR) masih berkosentrasi mengembangkan jalan tol. Pengelola 72% dari ruas tol di Tanah Air itu, menargetkan ruas jalan yang dikelolanya bertambah 219 kilometer selama periode 2012-2014. Saat ini, JSMR mengoperasikan ruas tol sepanjang 531 km.

Tambahan tersebut di luar rencana akuisisi perseroan. Rencana akuisisi terdekat adalah ruas tol dalam kota Surabaya yang diperkirakan, akuisisi selesai pada September 2011.

Parningotan Julio, Analis Batavia Prosperindo memperkirakan, JSMR punya prospek paling stabil di antara emiten infrastruktur karena rencana ekspansinya fokus. “Tambahan ruas tol JSMR hampir sebesar 50%,” kata Julio. Namun, dia mengingatkan, perlu cukup waktu untuk menambah trafik di ruas baru.

Maria memperkirakan, pendapatan JSMR pada tahun 2014 akan mencapai Rp 7,4 triliun dan laba bersih Rp 2,2 triliun. Sekedar perbandingan, pendapatan JSMR tahun lalu Rp 4,37 triliun, dan tahun ini diperkirakan Rp 4,8 triliun.

Dia menghitung, price to earning ratio (PER) JSMR 2011 sebesar 19,2 kali atau premium. "Namun, karena berbasis domestik, dan tarif tol naik mengikuti inflasi, tol termasuk defensif,” kata Maria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar