Senin, 09 Mei 2011

Dianggap kurang menarik, konversi saham FREN tidak laku

Dianggap kurang menarik, konversi saham FREN tidak laku
JAKARTA. Konversi utang obligasi menjadi saham (debt to equity conversion) PT Smart Fren Telecom Tbk (FREN) tidak diminati.

Sekadar informasi, FREN mengumumkan penawaran untuk membeli kembali obligasi alias buy back untuk Obligasi I Mobile-8 Telecom 2007, pada 2 Maret 2011. Adapun periode penawaran tersebut berlangsung sejak 2 Maret 2011 hingga 2 Mei 2011.

Obligasi tersebut akan dibeli dengan saham seri B baru yang diterbitkan oleh FREN. Nilai saham seri B yang ditawarkan senilai 105% nilai pokok obligasi. Total nilai obligasi itu sebesar Rp 606 miliar. “Ada yang mau, tapi tidak banyak. Obligasi yang dikonversi dibawah Rp 5 miliar,” kata Sekretaris Perusahaan FREN Chris Taufik kepada KONTAN, Jumat (6/5).

Manajemen FREN menjelaskan, tidak seluruh obligasi bisa dikonversi karena semua bergantung pada keputusan pemegang obligasi. Sedang untuk sisa obligasi yang tidak berhasil dilego dikonversi menjadi saham. “Kita akan terus melakukan penawaran untuk konversi. Jika jumlahnya banyak kita akan adakan lagi konversi obligasi ini ke saham,” kata Chris. Namun dia bilang, FREN belum menentukan apakah tawaran untuk konversi saham tersebut nantinya akan lebih tinggi dari sebelumnya atau tetap pada tawaran yang sama.

Menurut catatan KONTAN Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 seharusnya akan jatuh tempo pada 15 Maret 2012. FREN sempat mengalami beberapa kali gagal bayar atas kupon obligasi tersebut. Namun manajemen FREN berhasil merekstrukturisasi obligasi tersebut, masa jatuh obligasi diperpanjang menjadi 15 Juni 2017.

Sepanjang kuartal I 2011, total obligasi FREN sebesar Rp 3,01 triliun, terdiri atas obligasi wajib konversi rupiah senilai Rp 1,5 triliun, obligasi rupiah senilai Rp 646,65 miliar dan guaranteed senior notes Rp 859,40 miliar. Obligasi I Mobile-8 Telecom masuk dalam obligasi rupiah. FREN juga masih memiliki utang lainnya, jumlah total utang sebesar Rp 9,08 triliun.

Reza Priyambada Managing Research Indosurya Asset Management menilai konversi saham FREN tersebut tidak diminati oleh pemegang obligasi karena pergerakan tidak liquid di pasar. “Pemegang saham akan berpikir apakah saham hasil konversi tersebut bisa langsung dijual atau tidak,” kata dia.

Dengan resiko saham yang tidak liquid dan sulit dijual, menurut Reza, tawaran FREN untuk konversi obligasi ke saham dengan nilai sejumlah 105% dari nilai pokok obligasi masih dianggap kurang menarik oleh investor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar