Senin, 09 Mei 2011

Menuju Ekonomi USD1 Triliun

Ilustrasi: Grafik
PEKAN lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data kinerja perekonomian Indonesia kuartal I-2011. Produk domestik bruto (PDB) yang dihasilkan pada kuartal itu mencapai Rp1.732,3 triliun dan menunjukkan pertumbuhan riil 6,5 persen dibandingkan kuartal yang sama 2010.

Angka ini berada pada ujung bawah prediksi yang saya tulis. Dalam tulisan itu, saya memprediksi PDB nominal akan berada di antara Rp1.725 triliun hingga Rp1.800 triliun. Sementara pertumbuhan ekonomi berada di antara 6,5–7,5 persen. Yang menarik, dalam penjelasan kepada pers, Kepala BPS Rusman Heriawan menyatakan, untuk 2011 ini PDB nominal bisa mencapai Rp7.400 triliun.

Jika rata-rata nilai tukar berada pada angka Rp8.800 per dolar Amerika Serikat (AS), dengan jumlah penduduk 241 juta jiwa, akan diperoleh PDB per kapita sebesar USD3.550. Ini berarti, total PDB nominal dalam dolar AS mencapai USD855 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi majalah Economist (The World in 2011, Desember 2010) yang memperkirakan PDB Indonesia pada 2011 ini akan mencapai USD806 miliar.

Saya sendiri memperkirakan, sama persis untuk PDB nominal dalam rupiah, yaitu Rp7.400 triliun, sementara nilai tukar rata-rata sebesar Rp8.500 untuk setiap dolar AS di sepanjang 2011 ini. Ini berarti, total PDB nominal dalam dolar di 2011 ini akan mencapai USD870 miliar. Bagaimana prediksi untuk 2012? Meskipun masih beberapa bulan lagi untuk sampai pada ”periode prediksi para pengamat” yang umumnya pada akhir tahun,rasanya gambaran itu semakin jelas untuk 2012 yang akan datang.

Dalam hal ini prediksi PDB nominal tahun tersebut, dengan berdasarkan estimasi PDB nominal pada 2011 yang sebesar Rp7.400 triliun sebagaimana juga dibayangkan oleh Kepala BPS, maka kisaran prediksi PDB nominal pada 2012 akan berada antara Rp8.200 triliun hingga Rp8.600 triliun. Dalam kisaran ini kita juga menjumpai bahwa nilai tukar dolar terhadap rupiah telah menunjukkan kecenderungan menguatnya rupiah sehingga rata-rata nilai tukar dolar terhadap rupiah sangat mungkin berada pada level Rp8.200 atau bahkan lebih rendah daripada itu. (Tahun 2011 bukan tidak mungkin rupiah akan menembus level Rp7.000 untuk setiap dolar AS).

Jika itu tercapai,kita akan melihat perekonomian Indonesia mulai memasuki level one trillion dollar economy, suatu tingkat yang terhormat dan menjadi pijakan yang lebih kuat untuk pertumbuhan berikutnya. Sumber-sumber pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 tersebut adalah sumber daya alam (resource based economy), jumlah penduduk yang besar (population based economy), dan motor pertumbuhan baru, yaitu penanaman modal asing (PMA) serta desentralisasi ekonomi.

Sumber daya alam dan jumlah penduduk secara tradisional memang menjadi sumber pertumbuhan utama perekonomian Indonesia. Sementara itu, berbeda dengan minyak dan gas, sumber daya alam yang baru bagi Indonesia, yaitu kelapa sawit,karet, batu bara serta mineral lainnya, merupakan kegiatan yang tidak tertutup bagi masyarakat sebagaimana minyak dan gas.

Oleh karena itu, boom di sektor ini serta-merta menggerakkan perekonomian akar rumput lebih besar sebagaimana terjadi di Kalimantan Barat, yang mungkin justru memiliki perekonomian akar rumput yang lebih kuat dibandingkan Kalimantan Timur yang kaya minyak dan gas. Pada 2012,produksi minyak sawit Indonesia sangat mungkin akan berada di sekitar 25 juta ton atau lebih mengingat terus meningkatnya lahan sawit yang telah mulai panen.

Banyak sumber mengatakan, jika 40 persen lahan sawit tersebut milik masyarakat (termasuk plasma) sehingga jika produksi dan harga sawit berada pada level yang cukup tinggi, perekonomian masyarakat akan langsung terangkat. Sebagai akibatnya permintaan masyarakat terhadap produk industri dari Jawa seperti mobil,motor, peralatan rumah tangga atau bahkan es krim akan mengalami peningkatan yang tinggi.

Hal yang sama terjadi pada perkebunan karet yang pada umumnya memang dimiliki oleh rakyat. Itulah sebabnya, harga karet yang tinggi langsung membawa dampak pada perekonomian masyarakat. Di Pulau Bangka bahkan petani karet masih bisa memanfaatkan waktunya untuk mencari pasir timah di siang harinya sehingga hasilnya menjadi berlipat ganda. Perekonomian yang semakin meningkat telah membawa dampak positif pada kenaikan daya beli.

Inilah sebabnya, penjualan berbagai produk di Indonesia selama beberapa tahun terakhir meningkat sangat pesat. Jika tahun 2011 ini penjualan mobil tidak mencapai 900.000 karena adanya gangguan suplai komponen dari Jepang, pada 2012 bisa diperkirakan suplai komponen tersebut sudah kembali normal. Jika ini terjadi, sudah bisa dipastikan, pada 2012 untuk pertama kalinya penjualan mobil akan melampaui 1 juta unit.

Berbagai perusahaan elektronik juga akan semakin meningkatkankapasitasnya untuk mengatasi ketinggalan produksi dibandingkan dengan permintaannya. Itulah sebabnya, pada kuartal I-2011, penjualan lahan untuk industri naik tujuh kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Dengan demikian, kita bisa memprediksi, produk industri pengolahan akan kembali meningkat signifikan pada 2012, suatu fakta yang sampai hari ini belum terefleksi sepenuhnya pada data BPS.

Adapun berbagai PMA akan melakukan investasinya yang cukup besar pada 2011. Sebagian dari mereka sudah bisa melakukan produksi dari pabrik baru pada 2012 sehingga meningkatkan pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang.Pohang Steel yang bekerja sama dengan Krakatau Steel,South Pacifivc Viscose yang akan menyelesaikan pabrik kelima, Hankook yang akan membangun pabrik, Suzuki yang akan membangun pabrik baru di Jawa Barat, berbagai pabrik semen baru dan sebagainya pada akhirnya akan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia.

Demikian juga perkembangan daerahdaerah yang mengalami pemekaran akan semakin banyak menghasilkan new growth poles (pusat-pusat pertumbuhan baru di daerah). Kesemuanya itu bermuara pada pencapaian PDB yang melampaui USD1 triliun pada 2012. Hal apakah yang harus diperhatikan pemerintah untuk menyambut hal tersebut? Yang penting, kembali lagi adalah percepatan pembangunan infrastruktur dan transportasi massal seperti MRT.

Ini harus sungguh dipercepat supaya tidak terjadi kemacetan struktural sebagaimana yang terjadi di Merak.Pembangunan jalan, pelabuhan, bandar udara, dan sebagainya harus melihat perkembangan muatannya yang mengalami kenaikan dua kali lipat setiap lima tahunnya.Jika tidak diperhatikan, kita tidak melihat suatu perekonomian yang membawa peningkatan kesejahteraan, melainkan justru mimpi buruk dalam bentuk kemacetan panjang yang terjadi setiap jam dalam setiap harinya.

Hal penting kedua yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga jangan sampai terjadi kesenjangan yang melebar. Program raskin sebaiknya digantikan dengan bantuan tunai langsung kepada masyarakat miskin melalui rekening yang disiapkan untuk mereka. Dengan demikian, uang tersebut langsung diterima mereka secara otomatis melalui jalur perbankan.

Jika penerima raskin sebesar hampir 18 juta KK tersebut dikurangi dengan bantuan langsung tunai kepada yang benarbenar miskin (mungkin sekitar separuhnya), maka jumlah bantuan langsung tunai yang diberikan setiap bulan akan menjadi lebih besar. Uang inilah yang akan menambah daya beli secara keseluruhan sehingga akhirnya justru semakin meningkatkan putaran roda perekonomian. Rasanya tahun 2012 akan menghasilkan PDB USD1 triliun untuk Indonesia. Kita sungguh berharap itu berarti peningkatan kesejahteraan, bukan sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar