Senin, 09 Mei 2011

Strategi untuk Emas: Buy on Dips!

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Dalam pekan ini, harga emas diperkirakan naik ke level US$1.512 per troy ounce. Komoditas ini sudah jenuh jual dan dolar AS cenderung melemah seiring naiknya angka pengangguran AS.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi penguatan harga emas pekan ini salah satunya karena faktor teknikal. Menurutnya, dari sisi ini, harganya yang sudah oversold (jenuh jual) seiring koreksi yang terjadi sepekan lalu.

Selama pekan lalu, menurut Christian, emas sudah turun sebesar 6,15% dari level US$1,576 di awal pekan ke level US$1.479 per troy ounce akhir pekan lalu. Ini merupakan level koreksi yang sangat besar.

“Karena itu, untuk jangka pendek (pekan ini), harga emas berpeluang rebound ke level US$1.512 per tory ounce,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (8/5). Untuk jangka panjang (6 bulan), emas masih berpotensi menguat ke level US$1.600 per troy ounce.

Lebih jauh Christian menjelaskan, koreksi harga emas pekan lalu dipicu oleh kenaikan margin requirement di bursa komoditas Chicago Mercantile Exchange dan faktor Soros Fund management yang mengurangi kepemilikannya di emas untuk proteksi deflasi. “Selain itu, kenaikan yang tajam sebelumnya, membuat harga emas yang sudah overbought (jenuh beli) sehingga terjadi tekanan,” ucapnya.

Secara umum, koreksi emas pekan lalu dipicu oleh faktor panic selling di sektor komoditas. Tapi, itu bukan indikasi pemulihan ekonomi global. “Karena itu, setelah situasi mereda, emas akan melanjutkan tren penguatan sebelumnya,” ungkapnya.

Dia menegaskan, emas masih berpeluang rebound ke depannya. Sebab, dalam sepekan terakhir, harga perak pun sudah turun 28%. Kondisi itu, memicu oversold (jenuh jual) pada komoditas ini.

Pekan lalu, harga perak melemah ke level US$33,71 per ounce dari level 47,87 level awal pekan lalu. Karena itu, dia menegaskan, secara teknikal mengandaikan terjadinya rebound. Sebab, harga emas dan berperak berkorelasi positif.

Selain faktor teknikal, lanjut Christian, kenaikan tingkat pengangguran AS ke level 9% juga dapat memicu pelemahan dolar AS. Karena itu, komoditas emas menjadi atraktif karena berada di level harga yang cukup murah. Apalagi, emas berada dalam denominasi dolar AS.

Sebelumnya, juga dirilis klaim tunjangan pengangguran yang melonjak sebesar 43 ribu di pekan terakhir April jadi 474 ribu. “Dalam sepekan ke depan, emas akan bergerak dalam kisaran US$1.460-1.512 per troy ounce,” papar Christian.

Namun demikian, mengingat Jepang masih diliputi suasana libur yang terkenal disebut Golden Week Holiday (hari libur nasional Jepang berturut-turut sepekan penuh) pelaku pasar bisa mengambil strategi buy on dips untuk transaksi di komoditas emas. “Sebab, volume transaksi akan tipis,” ucapnya.

Strategi buy on dips adalah mengakumulasi beli ketika terjadi penurunan berlebihan pada level koreksi Fibonacci Retrenchment 50-61,8%. Secara historis, selalu ada pola Fibonacci retrenchment.

Dia menjelaskan, setiap harga emas dalam kondisi up trend, ada potensi koreksi 50-61,8% di level US$1,442 (50%) dan US$1,410 (61,8%). “Di level-level tersebut bisa akumulasi beli dan bagi yang sudah punya posisi, hold saja,” imbuh Christian. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar