Jumat, 01 Juli 2011

Pelemahan Saham BUMI Masih Bisa Berlanjut

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Laju Saham BUMI, Jumat (1/7) diprediksi melemah seiring minimnya sentimen. Butuh trigger baru untuk naik kembali. Jika tembus support 2.900, hindari dulu saham sejuta umat ini.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi pelemahan saham PT Bumi Resources (BUMI) akhir pekan ini karena semua sentimen positif yang dinantikan pasar sudah sudah terdiskon. Menurutnya, semua sentimen positif sudah terefleksi pada harga saham sejuta umat ini.

Namun, lanjutnya, koreksi BUMI bersifat sementara. Pasar berharap ada aksi korporasi dari emiten ini dalam waktu dekat. Level support terkuat saham BUMI Rp2.900. Jika level ini berhasil ditembus ke bawah, akan kembali meneruskan pelemahannya hari ini. “Tapi, jika bertahan di atas Rp2.900, bakal menguat kembali ke level resistance Rp3.050,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (30/6).

Pada perdagangan Kamis (30/6) saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,66%) ke level Rp2.950 dari level sebelumnya Rp3.000. Harga intraday tertingginya mencapai Rp3.025 dan terenadah Rp2.925. Volume transaksi mencapai 161,9 juta unit saham senilai Rp479,1 miliar dan frekuensi 5.334 kali.

Di sisi lain, lanjut Willy, minimnya sentimen di saham BUMI juga karena pasar menantikan laporan keuangan emiten untuk kuartal kedua 2011. Pasar berharap ada kabar gembira dari emiten ini. Karena itu, pengumuman pembagian dividen Rp41,78 per lembar atau setara 30% dari laba bersih tahun buku 2010 tidak mendongkrak saham sejuta umat ini. “Padahal, itu menjadi kabar gembira bagi investor,” tandasnya.

Pada mulanya orang mengira, lanjut Willy, saham BUMI akan menguat tajam setelah listing di bursa London. Tapi, setelah listing, saham ini tidak terdongkrak. Padahal, emiten ini sudah mampu tembus bursa London. “Tapi, hal itu rupanya sudah terdiskon di market sehingga membutuhkan trigger baru untuk menguat,” paparnya.

Memang, Willy menjelaskan adanya perbedaan harga antara saham BUMI di bursa London dengan saham BUMI di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di London, sedikit lebih rendah dari harga di dalam negeri. Tapi, sentimen itu tidak terlalu negatif. Sebab, sebagai emiten pendatang baru di luar negeri, BUMI membutuhkan penyesuaian. “Seiring berjalannya waktu, saham ini akan mengalami penyesuaian harga seperti PT Telkom (TLKM) dan PT Indosat (ISAT),” ungkapnya.

Hal itu, lanjut Willy bisa menjelaskan mengapa di tengah market yang ditutup mencapai rekor tertingginya kemarin di level 3.888, saham BUMI justru bergerak anomali (melemah).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ), beber Willy, bakal melanjutkan penguatan untuk menutup transaksi libur pada Rabu (29/6) di mana bursa regional dan global bergerak positif. “IHSG cenderung menuju resistance 3.905,” timpalnya.

Saham-saham di sektor pertambangan dan perbankan kembali mulai aktif di market. Dua sektor akan ini akan jadi penggerak indeks hari ini seiring inflasi Juni 2011 yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.

Di atas semua itu, Willy merekomendasikan buy on weaknes saham BUMI, jika level Rp2.900 tidak ditembus ke bawah. Sebaliknya, jika level tersebut jebol, pelaku pasar harus menahan diri terlebih dahulu untuk masuk di saham sejuta umat ini. “Jika masih bertahan di level Rp2.925-2.950 bisa melakukan akumulasi beli dengan pola buy on weakness,” imbuh Willy. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar