Jumat, 01 Juli 2011

Stok kedelai menumpuk, harga CPO anjlok 1,2%

Stok kedelai menumpuk, harga CPO anjlok 1,2%
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang ke level terendah lebih dari delapan bulan. Koreksi harga minyak sawit terjadi setelah Amerika Serikat melaporkan stok kedelai lebih besar dari yang diperkirakan. Apalagi, harga minyak mentah turun sehingga mengurangi daya tarik minyak nabati sebagai bahan biofuel.

Kontrak CPO untuk pengiriman September di Malaysia Derivatives Exchange anjlok 1,2% ke RM 3.035 atau setara US$ 1.007 per metrik ton. Ini level terendahnya sejak 28 Oktober lalu. Kontrak ini pun bergerak ke level RM 3.054 per metrik ton, pada pukul 13.20 WIB.

Kemarin, Departemen Pertanian AS (USDA) melaporkan, penanaman kedelai turun menjadi 75,208 juta hektare, di bawah perkiraan analis yaitu 76,609 juta hektare, karena petani beralih ke jagung. Namun, stok kedelai per 1 Juni mencapai 619 juta bushel, atau 4,6% lebih tinggi dari prediksi, dan di atas jumlah stok tahun sebelumnya.

Direktur Pelindung Bestari Sdn. Paramalingam Subramaniam menyebut, stok kedelai AS meningkat dari tahun lalu, meskipun permintaan China cukup besar di awal tahun. "Dengan angka USDA yang super bearish, harga akan cenderung tertekan lebih rendah, apalagi jika level support tertembus," ujarnya.

Setelah laporan USDA, kontrak kedelai untuk pengiriman November turun 2,2% di Chicago Board of Trade, kemarin. Sedangkan minyak kedelai untuk pengiriman Desember ditutup melemah 1,5%.

Sementara, harga minyak mentah juga turun hari ini setelah indeks China’s Purchasing Managers jatuh ke level terendah sejak Februari 2009. Harga minyak juga tergelincir setelah AS menawarkan 30,2 juta barel minyak dari cadangan strategis untuk menstabilkan harga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar