Jumat, 05 Agustus 2011

Asing Lepas Saham Rp1,2 T, IHSG Rontok 200 Poin

Headline
INILAH.COM, Jakarta - IHSG akhir pekan rontok 200 poin menyusul koreksi bursa Dow Jones. Aksi jual asing sebesar Rp1,2 triliun turut menjadi tekanan yang cukup dalam. Karena itu, posisi beli masih dinilai berisiko.

Pada perdagangan Jumat (5/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup rontok 200,44 poin (4,86%) ke level 3.921,643. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang anjlok 36,81poin (5,04%) ke angka 693,293.

Laju indeks siang ini sangat ramai, didukung oleh volume transaksi di pasar regular yang tercatat mencapai 8,585 miliar lembar saham dan total mencapai 10,295 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp9,418 triliun di pasar reguler dan total Rp9,934 triliun dan frekuensi 212.246 kali. Hanya 9 saham menguat, sedangkan 321 saham melemah dan 15 saham stagnan.

Anjloknya indeks juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,231 triliun. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp2,273 triliun sedangkan transaksi jual sebesar Rp3,505 triliun.

Semua sektor saham kompak mendukung kerontokan IHSG. Sektor perkebunan memimpin anjlok -6,13%, disusul pertambangan 6,17%, perdagangan 5,34%, industri dasar 5,26%, properti 5,13%, infrastruktur 4,96%, aneka industri 4,73%, keuangan 4,36%, manufaktur 4,25% dan konsumsi 3,20%.

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, setelah siang hari tadi indeks Nikkei ditutup mendekati titik terendahnya dan Kospi di bawah posisi saat pembukaan, posisi Dow Futures sore ini juga masih negatif cukup banyak, 0,5%. Satu-satunya signal positif adalah posisi indeks Hang Seng yang ditutup di atas posisi saat pembukaan.

Akan tetapi, lanjutnya, dengan posisi indeks Dow Jones Industrial yang masih belum mencapai target dari head and shoulder pattern di 10.500-11.000, potensi penurunan masih ada. “Karena itu, positioning (beli) memang terasa masih berisiko,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (5/8).

Karena itu, lanjut Satrio, kalau Anda bertanya, apakah mau beli di sore hari ini? “Jawaban saya, tidak. Memang, posisi IHSG yang turun lebih dari 200 poin sangat mengundang. Tapi, kondisi yang masih belum jelas, membuat saya agak berhati-hati,” ungkapnya.

Paling tidak, dia menyarankan, kalau investor akan mengambil posisi, jangan banyak-banyak. “Kalau Anda mau cut loss, perhatikan arah pergerakan harganya mau ke mana, support-nya di mana, jangan buy back,” ujarnya.

Lebih jauh Satrio menjelaskan, pasar saat ini belum tahu apakah bentuk koreksi ini bakal melandai, atau V reversal (bentuk koreksi cepat). “Lagian, long term kita kan masih bullish. Saya tetap percaya kalau IHSG bisa 5.000 tahun depan,” ungkapnya yakin.

Jadi, lanjutntya, kalau investor memiliki posisi pada saham-saham berfundamental jelas, tidak perlu takut. Terutama, untuk saham-saham yang kinerja semester pertama 2011 di atas ekspektasi analis mengingat akan ada waktunya market rebound kembali. “Mungkin ini saat yang tepat untuk menanyakan kepada diri anda sendiri: Anda trading atau investasi?” imbuh Satrio.

Saham yang melemah di antaranya PT Schering Plough Indonesia Tbk (SCPI) turun Rp6.900 ke Rp28.500, PT Astra Internasional (ASII) melemah Rp3.200 ke Rp67.200, PT Indo Tambang Raya (ITMG) turun Rp3.100 ke 45.200 dan PT Multibreeder Adirama Industry Tbk ( MBAI) turun Rp2.850 ke 28.150.

PT Astra Agro Lestari (AALI) turun 1.400 ke Rp21.800, HMSP turun Rp1.350 ke Rp31.200, PT Gudang Garam (GGRM) turun Rp1.300 ke Rp51.400, PT Tambang Bukit Asam (PTBA) turun Rp1.200 ke Rp19.650, dan PT United Tractors (UNTR) turun Rp1.000 ke 24.300. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar