Jumat, 05 Agustus 2011

Yen kian tertekan karena spekulasi Jepang bakal intervensi lagi

Yen kian tertekan karena spekulasi Jepang bakal intervensi lagi
TOKYO. Yen kian tertekan terhadap mayoritas mata uang utama yang diperdagangkan di dunia. Pelemahan yen terpicu spekulasi Jepang bakal kembali mengintervensi pasar setelah kemarin menjual yen untuk membendung penguatan yang mengancam pemulihan ekonominya.

Sementara, euro merosot ke rekor terendah terhadap Swiss franc sebelum rilis indikator ekonomi Jerman yang memprediksi produksi industri mengalami perlambatan di bulan Juni. Hari ini, AS juga diperkirakan akan melaporkan tingkat penganggurannya berada di atas 9%.

Mata uang Jepang turun 0,5% ke level 79,30 per dollar AS, pada pukul 8.33 di Tokyo, setelah jatuh 2,3%, kemarin. Yen juga terdepresiasi 0,3% ke 111,47 per euro, setelah turun 0,7% ke posisi 111,16, kemarin.

Sedangkan, euro sendiri tertekan ke US$ 1,4064, dari posisi sebelumnya di US$ 1,4092. Mata uang Uni Eropa ini bahkan menyentuh rekor terendahnya di 1,07112 Swiss franc, sebelum diperdagangkan pada 1,07444 Swiss franc.

Kemarin merupakan kali ketiga Jepang menjual mata uangnya. Menteri Keuangan Yoshihiko Noda mengatakan tindakan itu dilakukan sepihak. Bank of Jepang (BoJ) telah menjual 692,5 miliar yen (US$ 8,8 miliar) pada 18 Maret lalu, untuk melawan lonjakan yen setelah gempa dan tsunami terjadi 11 Maret 2011. Sebelumnya, pada September 2010, Jepang secara sepihak telah menjual mata uangnya sebesar 2,12 triliun yen.

Analis senior dari Mizuho Trust & Banking Co. Hitoshi Asaoka menyebut, Jepang ingin menunjukkan tidak akan membiarkan yen naik ke posisi rekor pasca perang di 76,25 per dollar AS. "Jika yen mendekati level itu lagi, saya pikir Jepang akan campur tangan sekali lagi," ujarnya, hari ini, di Tokyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar