Jumat, 05 Agustus 2011

Bank Sentral Eropa Perparah Sentimen AS

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Rupiah rontok menyusul IHSG yang terjun bebas. Kekhawatiran perlambatan ekonomi AS yang mengarah pada resesi diperparah Bank Sentral Eropa (ECB) yang gagal meyakinkan pasar bahwa krisis di kawasan itu tidak menyebar.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, pelemahan rupiah akhir pekan ini salah satunya dipicu pelemahan bursa saham regional setelah Dow Jones mengalami penurunan terbesar sejak 2008 lebih dari 500 poin. Kondisi itu, merespon indikator ekonomi AS yang memburuk mulai dari indeks manufaktur, kepercayaan konsumen, hingga pertumbuhan ekonomi AS.

Di sisi lain, angka non-farm payroll AS yang akan dirilis nanti malam diperkirakan bakal mengecewakan sehingga memperburuk data-data AS sebelumnya. Akibatnya, sejak sesi pagi hingga siang terjadi penguatan dolar AS. "Rupiah mencapai level terlemahnya 8.570 dan 8.530 sebagai level terkuatnya setelah dibuka terjadi gap di level 8.540,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (5/8).

Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (5/8) ditutup rontok 48 poin (0,56%) ke level 8.543/8.553 per dolar AS dari posisi kemarin 8.495/8.503.

Ia memaparkan angka non-farm payrolls AS diprediksi tidak mengalami kenaikan signifikan, masih di bawah 100 ribu di level 85 ribu tenaga kerja dari sebelumnya 18 ribu. "Angka ini merupakan forecast median dari ekonom yang di-polling oleh Reuters," imbuhnya. Christian memprediksikan data tenaga kerja AS yang akan dirilis nanti malam masih melemah.

Sentimen regional semakin terpukul, lanjut Christian, setelah Presiden European Central Bank (ECB) Jean -Claude Trichet gagal meyakinkan pasar bahwa penyebaran krisis Eropa bisa dihentikan. "Memang, ECB melakukan pembelian obligasi tapi hanya Irlandia dan Portugal. Padahal, pasar melihat, krisis utang sudah menyebar ke Italia dan Spanyol," paparnya.

Tapi, pada sesi sore dolar AS kembali melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS kembali melemah 0,11% ke level 75,28 dari sebelumnya 75,49. "Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,4136 dari sebelumnya US$1,4092 per euro," imbuh Christian.

Dari bursa saham Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) sebesar 200,44 poin (4,865) ke level 3.921,643 seiring kerontokkan bursa Dow Jones di atas 500 poin semalam. Menurutnya, kondisi itu dipicu oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi AS dan penurunan peringkat utangnya.

Di sisi lain, lanjutnya, investor Dow Jones juga merealisasikan keuntungan. Dow selama ini merupakan indeks dengan kinerja terbaik di dunia. “Karena itu, saat ada kecemasan di AS mereka profit taking,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar