Jumat, 05 Agustus 2011

Direksi INCO rame-rame mundur

Direksi INCO  rame-rame mundur
JAKARTA. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) bak bahtera yang sedang limbung. Beberapa pejabat yang memegang posisi penting di perusahaan tambang ini mengundurkan diri.

Hingga Juni lalu, setidaknya enam orang petinggi di perusahaan ini mengundurkan diri. Kabar terbaru, Presiden Direktur INCO Tony Wenas juga tengah mempersiapkan pengunduran dirinya.

Seorang sumber KONTAN yang dekat dengan INCO bercerita, pria yang berma lengkap Clayton Allen Wenas ini sudah mengumumkan pengunduran diri di depan karyawan INCO di Sorowako, Sulawesi, Kamis (28/7) lalu.

Tony mengulang pernyataannya, Jumat (29/7), di depan karyawan di Jakarta. "Per September 2011 Tony sudah tidak memimpin INCO lagi," terang sang sumber.

Padahal Tony baru bergabung dengan INCO pada Maret 2010 lalu. Menurut kabar yang beredar, Tony memilih hengkang lantaran tidak nyaman dengan kondisi INCO. "Salah satunya karena adanya ketidakharmonisan dalam tubuh INCO," tutur sumber KONTAN tadi.

Tony sendiri menolak mengomentari kabar pengunduran dirinya. Ia hanya mengatakan saat ini masih menjabat sebagai CEO di anak usaha Vale Ltd tersebut. "Penggantian direksi merupakan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham," kata dia kepada KONTAN, Kamis (4/8).

Sejatinya, INCO memiliki agenda penting saat ini, yaitu mempertahankan tambangnya di Sulawesi. Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara beberapa waktu lalu sempat meminta INCO angkat kaki dari wilayah tersebut.

Sebelum ini Tony menegaskan INCO tidak akan melepas wilayah tambangnya. "Tahun ini atau tahun depan kami tidak akan lepas konsesi tambang kami," tegas dia.

Selain Tony, di awal tahun Chief Operating Officer INCO Ciho D. Bangun telah mengundurkan diri. Lalu di April Sekretaris Perusahaan INCO Indra Ginting juga hengkang.

Setelah itu beberapa pejabat juga ikut mundur, termasuk Direktur Mining INCO Harry Asmar. Terakhir, Juni lalu Direktur Media dan Komunikasi INCO Jannus T.H. Siahaan juga ikut mundur.

Meski manajemen INCO tengah goyang, analis menilai kinerja INCO tidak akan terlalu terganggu. "Tapi sentimen ini bisa mempengaruhi pergerakan saham, koreksinya mungkin dalam," tutur Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia.

Harga saham INCO memang terus melandai. Pada penutupan Kamis (4/8), INCO menyentuh harga terendahnya di tahun ini, Rp 4.075 per saham. Jika diukur dari harga tertingginya, Rp 5.150 per saham pada 7 Maret lalu, harga INCO sudah melorot 20,87%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar