Jumat, 05 Agustus 2011

BoW Saham Berorientasi Domestik

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada perdaganganJumat (5/8) dapat berbalik arah. Investor sebaiknya buy on weakness (BoW) untuk saham-saham yang berorientasi domestik.
Felix Sindhunata, analis dari Henan Putihrai Sekuritas menilai, koreksi yang terjadi di bursa domestik kemarin, masih tergolong wajar. Ia pun melihat peluang kenaikan IHSG hari ini masih terbuka, “Karena target indeks akhir tahun adalah di level 4.400,” ujarnya kepada INILAH.COM.
Menurutnya, pelemahan IHSG kemarin lebih didominasi faktor eksternal, terutama karena pemulihan ekonomi AS belum kuat. Sementara di Eropa, fluktuasi obligasi pemerintah Spanyol dan Italia terus memberi kekhawatiran pasar, terhadap adanya kemungkinan default.
“Biaya untuk bailout Spanyol dan Italia jauh lebih besar ketimbang Yunani. Karena obligasi kedua negara tersebut merupakan eurobond yang dimiliki oleh banyak investor global,” paparnya.
Situasi ini, imbuh Felix, mengkonfirmasi ekonomi dunia melambat. Namun, masih temporer sehingga memungkinkan penempatan dana di emerging market.
Ia menambahkan, kontradiksi terjadi di AS, dimana ekonomi melambat tapi earning korporasi meningkat, terlihat dari rating utang korporasi AS yang lebih tinggi dari rating sovereign (negara). “Alhasil, investor masih mengkalkulasi risk dan return, sehingga aliran dana ke emerging market masih maksimal.”
Ini berarti, ada peluang bagi investor untuk beli di harga rendah di sektor yang orientasinya domestik. Pilihannya adalah Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), United Tractor (UNTR), Semen Gresik (SMGR) dan Indocement (INTP). “Buy on weakness untuk emiten-emiten ini,” ujarnya.
Pada perdagangan Kamis (4/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 14,42 poin (0,35%) ke level 4.122,08, dengan intraday terendah di level 4.095,62 dan tertinggi di 4.157,25. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,493 miliar lembar saham, senilai Rp 6,808 triliun dan frekuensi 171.721 kali.
Sebanyak 87 saham naik, 172 saham turun, dan 85 saham stagnan. Koreksi bursa diwarnai keluarnya dana asing dari pasar saham, dimana nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) tercatat sebesar Rp565 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp2,262 triliun dan transaksi beli mencapai Rp1,697 triliun. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar