Selasa, 16 Agustus 2011

Data Capital Inflow AS Anjlok, Rupiah Terdongkrak

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (16/8) ditutup menguat 14 poin (0,16%) ke level 8.525/8.535 per dolar AS dari sebelumnya 8.539/8.549.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, penguatan rupiah hari ini karena mendapat sentimen positif setelah data capital inflow AS dirilis turun tajam. Pasalnya, investor global mulai mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah Amerika Serikat setelah batas atas utang AS dinaikkan sebesar US$2,1 triliun dari US$14,3 triliun.

Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 8.520 dan 8.535 sebagai level terlemahnya. "Tapi, penutupan rupiah hari ini lebih lemah dibandingkan dengan posisi pembukaan 8.520 per dolar AS” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (16/8).

Data capital inflow AS dirilis anjlok jadi US$3,7 miliar dari perkiraan US$30,4 miliar dan data sebelumnya US$24,2 miliar. "Karena itu, daya tarik dolar AS jadi berkurang," ujarnya.

Selama ini, lanjut Firman, investor global membeli obligasi pemerintah AS baik untuk investasi murni maupun simpanan cadangan devisa. Masalahnya, kenaikan batas atas utang AS (US Debt Ceiling) itu justru memicu investor global mengurangi kepemilikan obligasinya di AS. "Karena itu, nilai tukar dolar AS jadi suram terutama untuk investasi jangka panjang," tandas Firman.

Hanya saja, lanjut dia, di lain pihak, data-data yang dirilis sejak pagi hari ini juga menegaskan, tentang perlambatan ekonomi global sehingga menghambat rupiah untuk rally lebih jauh. "Di antaranya minute pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA), yang menegaskan adanya ancaman dari ketidakpastian ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi Australia," ungkap Firman.

Pernyataan itu, lanjutnya, keluar setelah tadi siang data pertumbuhan ekonomi Jerman kuartal II-2011 dirilis turun 0,1% dari prediksi 0,5% dan sebelumnya 1,3%. "Begitu juga dengan data Gross Domestic Product (GDP) eurozone secara keseluruhan yang angkanya turun jadi 0,2% dari prediksi 0,3% dan sebelumnya 0,8%," tandasnya.

Karena itu, pada akhirnya, dolar AS kembali menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat ke level 74,417 dari sebelumnya 73,836. "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4392 dari sebelumnya US$1,4444 per euro," imbuh Firman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar