Rabu, 10 Agustus 2011

Gejolak Obligasi Dinilai Tak Mengkhawatirkan

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) berkurang sebesar Rp1,43 triliun dari Rp249,33 triliun per 8 Agustus 2011 menjadi Rp247,90 triliun pada 9Agustus 2011.

Demikian seperti dikutip dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rabu (10/8). Hal ini dipengaruhi faktor global dan gejolak di bursa saham.

Namun, pengamat ekonomi Moch. Doddy menuturkan, penurunan kepemilikan asing di SBN mengingat sentimen negatif pada akhir pekan lalu hingga awal pekan ini. Lembaga pemeringkat S&P menurunkan surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+ dan data ekonomi Amerika Serikat yang kurang bagus memberikan gejolak sementara di bursa saham dan obligasi.

"Kejadian akhir pekan lalu dan awal pekan ini hanya gejolak sesaat, sentimen negatif yang lalu memang menimbulkan kekhawatiran, pelaku pasar pun mengurangi portofolio di emerging market," ujar Doddy saat dihubungi, Rabu (10/8).

Lebih lanjut Doddy menuturkan, masalah utang Eropa yang belum ada penyelesaian dan masalah defisit utang Amerika Serikat yang baru ditentukan di menit terakhir sempat membuat gejolak pasar. Fundamental ekonomi Indonesia yang masih bagus. Gejolak pasar saham dan obligasi pun diharapkan tidak terlalu dikhawatirkan.

Hal senada dikatakan Analis PT Henan Putirai, Felix Sindhunata. Felix menuturkan, penurunan kepemilikan asing di SBN karena gejolak di pasar saham. Tetapi hal itu dinilai wajar karena penurunan kepemilikan asing di SBN baru sekitar Rp1,43 triliun.

Doddy menuturkan, keadaan ekonomi tak pasti di mana situasi Eropa pun belum kondusif. Masalah utang merembet ke Spanyol dan Italia membuat pelaku pasar khususnya asing akan mengurangi portofolio di emerging market. Dana asing akan terus masuk ke emerging market termasuk Indonesia tapi memang tidak sebesar pada akhir Desember 2010 dan awal tahun 2011.

Meski kepemilikan asing di SBN mengalami penurunan, industri reksa dana mencatatkan kenaikan kepemilikan SBN dari Rp48,95 triliun per 8 Agustus 2011 menjadi Rp49,05 triliun pada 9 Agustus 2011. Industri asuransi mencatatkan kepemilikan di SBN sebesar Rp93,94 triliun.

Sedangkan dana pensiun mencatatkan kepemilikan SBN sebesar Rp36,19 triliun. Sekuritas memiliki SBN sebesar Rp13 miliar dan lain-lain sebesar Rp47,02 triliun.

Industri perbankan masih mencatatkan kepemilikan SBN tertinggi. Di mana posisi kepemilikan perbankan di SBN mencapai Rp216,02 triliun per 9 Agustus 2011 dibandingkan 8 Agustus 2011 sebesar Rp215,74 triliun. Total kepemilikan SBN sebesar Rp698,99 triliun per 9 Agustus 2011. [hid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar