Rabu, 10 Agustus 2011

KLBF akan bangun pabrik obat bebas

KLBF akan bangun pabrik obat bebas
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) semakin gencar berekspansi. Emiten farmasi ini berniat membangun pabrik baru di kawasan Delta Sillicon, Cikarang, Jawa Barat. Pabrik yang khusus memproduksi obat bebas, seperti obat maag itu, rencananya dibangun awal 2012.

Direktur KLBF, Vidjongtius bilang, luas pabrik tersebut sekitar 5.000 meter persegi (m2) sampai 6.000 m2. Nilai investasi pabrik tersebut diperkirakan berkisar Rp 100 miliar-Rp 150 miliar.

Sumber dana seluruhnya berasal dari kas internal perseroan ini. KLBF memang belum membutuhkan pinjaman dari pihak ketiga untuk membiayai ekspansi produksinya. Maklum saja, nilai kas internal KLBF terkini lumayan besar, Rp 2 triliun. "Utang kami kecil, sekitar Rp 160 miliar. Itu pun untuk modal kerja," ujar dia, di Jakarta, Selasa (9/8).

Pembangunan pabrik itu merupakan kelanjutan dari program ekspansi produksi perusahaan. Tahun ini, KLBF sudah membangun dua pabrik baru. Masing-masing adalah pabrik obat generik yang berlokasi di Cikarang serta pabrik obat kanker di Pulogadung, Jakarta Timur. Pabrik di Cikarang sudah siap beroperasi, dan tinggal menanti izin Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM) yang diperkirakan turun dalam satu dua bulan mendatang.

Saat ini, pembangunan pabrik obat kanker di Pulogadung masih berlangsung. Pabrik seluas 3.000-4.000 m2 itu diperkirakan menelan investasi lebih besar lagi, sekitar Rp 200 miliar. Pabrik obat kanker itu dijadwalkan beroperasi akhir tahun ini.

Selain gencar membangun pabrik di dalam negeri, KLBF juga berniat sedang mengambil ancang-ancang untuk membangun pabrik di beberapa negara terutama Filipina, Vietnam dan Thailand karena dianggap memiliki pasar yang prospektif pada KLBF.

Filipina misalnya, selama ini sudah menjadi pasar produk KLBF yaitu Extra Joss. Hingga semester I-2011, KLBF sudah meraih penjualan Extra Joss di sana senilai US$ 5 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu, berkisar US$ 3 juta-US$ 4 juta. Pembangunan pabrik bisa menelan investasi US$ 5 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar