Rabu, 10 Agustus 2011

Prospek saham ASII di saat bursa guncang

Prospek saham ASII di saat bursa guncang
JAKARTA. Bulan Juli lalu merupakan puncak bisnis otomotif di tahun ini. Dari hitungan sementara Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil Juli mencapai 88.000 unit, meningkat 25% dibanding Juni.

Produsen otomotif besar dipastikan menikmati pertumbuhan penjualan selama bulan lalu. Dalam catatan KONTAN, Direktur Utama PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan pernah menyebut, penjualan Toyota di bulan Juli berkisar 29.00-30.000 unit.

Angka penjualan sementara untuk Juli itu lebih tinggi dibandingkan penjulan di bulan Juni, yaitu 26.175 unit.

Melihat pencapaian Astra, analis sepakat lini bisnis otomotif akan menentukan kinerja PT Astra International Tbk (ASII) di semester dua. "Pasokan dari Jepang sudah normal kembali," kata Aditya Srinath, analis JP Morgan.

Dalam pandangan Aditya, sebagai pemimpin pasar, ASII, tidak akan kesulitan mengejar target penjualan di tahun ini. Hanya saja, penjualan ASII sensitif terhadap ancaman di bisnis otomotif, seperti kenaikan pajak.

Bagus Hananto, analis Onix Capital menambahkan, pasokan dari Jepang yang kembali normal tidak bukan hanya memuluskan bisnis akan menjadi katalis positif bisnis otomotif ASII saja. Unit usaha ASII yang menggarap , tapi juga bisnis alat berat juga akan terbantu.. Saham PT Astra International Tbk (ASII) yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di lantai bursa terlihat mengalami penurunan sejak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk akhir pekan lalu. Volume transaksi ASII juga terlihat meningkat karena banyak investor yang melepas sahamnya.

Sejatinya, seperti yang dikatakan analis OSK Nusadana Securities Andrey Wijaya kepada KONTAN, Selasa (9/8), "Ini kesempatan untuk beli saham ASII." Dari segi valuasi, dia menilai saham ASII masih murah. Apalagi prospek jangka panjangnya sangat cerah.

Pendapat serupa juga disampaikan analis J. P. Morgan Securities Aditya Srinath. "Saham ASII punya outlook jangka panjang menguntungkan," tulis Aditya dalam risetnya. Dia optimis investor akan tenang menyikapi ancaman jangka pendek.

Prospek ASII tercermin dari kinerja ciamiknya di semester satu. Perusahaan sudah mengantongi laba bersih Rp 8,59 triliun, tumbuh 33,4% di atas semester satu tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh pendapatan yang naik 23,1% menjadi Rp 76,26 triliun.

Berdasarkan catatan Andrey, 49% pendapatan ASII merupakan kontribusi lini bisnis otomotif yang selama ini memang identik dengan Astra. Selanjutnya, lini bisnis alat berat menyumbang 33% pendapatan, sedangkan agribisnis dan finansial masing-masing menyumbang 7%.

Namun dari segi pertumbuhan, kinerja lini bisnis agribisnis dan alat berat mencatatkan pertumbuhan paling pesat, masing-masing sebesar 50,6% dan 41,7%. Lini bisnis otomotif hanya tumbuh moderat sebesar 11,6%. Maklum, pasokan di bulan April-Mei sempat terganggu akibat gempa bumi Jepang, sehingga penjualan menurun.

Sedangkan lini bisnis agribisnis diuntungkan kenaikan harga jual crude palm oil (CPO) di semester satu, sehingga marjin EBIT bisa terangkat. Lini bisnis alat berat juga bisa tumbuh tinggi karena kuatnya permintaan akan batubara.

Fundamental kuat

Meskipun pertumbuhannya di semester satu bisa dibilang konservatif, analis sepakat lini bisnis otomotif akan menentukan kinerja ASII di semester dua. "Pasokan dari Jepang sudah normal kembali," jelas Aditya. Selain otomotif, hal ini juga bisa mendorong kinerja lini bisnis alat berat. Sedangkan kinerja lini bisnis agribisnis diramalkan akan stabil.

Analis Onix Capital Bagus Hananto juga mengatakan pemulihan pasokan otomotif dan alat berat akan menjadi katalis pertumbuhan ASII di semester dua, di samping volume produksi dan penjualan lini bisnis agribisnis yang naik.

Bagus menyebut profitabilitas ASII di semester satu solid, dengan marjin bersih yang naik menjadi 11,3% dari 10,4% di semester satu tahun lalu.

Sependapat dengan Andrey dan Bagus, Aditya memprediksi ASII akan fokus mengejar ketertinggalan penjualan otomotif di sisa tahun. Ini bukan hal yang sulit, mengingat ASII masih mendominasi pasar baik untuk kendaraan roda empat maupun roda dua. Namun yang menjadi catatan, ASII sangat sensitif terhadap ancaman di bisnis otomotif, seperti kenaikan pajak.

Bagus Hananto, analis Onix Capital menambahkan, pasokan dari Jepang yang kembali normal tidak hanya memuluskan bisnis otomotif ASII saja. Unit usaha ASII yang menggarap bisnis alat berat juga akan terbantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar