Rabu, 03 Agustus 2011

Harga obligasi mahal, asing banyak lakukan aksi profit taking

Harga obligasi mahal, asing banyak lakukan aksi profit taking
JAKARTA. Data yang dirilis Direktorat Jendral pengelolaan Utang Negara (DJPU) menunjukkan, kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) per 2 Agustus mengalami penurunan tipis Rp 0,19 triliun atau sebesar 0,076% menjadi Rp 248,68 triliun dari Rp 248,87 triliun pada akhir Juli lalu.

I Made Adi Saputra, Analis obligasi NC Securities mengatakan, memang ada indikasi pihak asing melakukan aksi ambil untung atau profit taking. Hal ini ditengarai karena harga surat utang negara (SUN) di pasar sekunder sudah sangat mahal. Hal itu dapat dilihat dari laju Indeks IDMA, acuan harga obligasi pemerintah, yang terus melonjak.

Asal tahu saja, pada Selasa (2/8), Indeks IDMA terus menguat di posisi 104,63 naik dari posisi 104,13 di hari sebelumnya. Ini merupakan level tertinngi sejak April 2011.

Namun I Made yakin, kalau tren kenaikan kepemilikan asing masih akan terus berlanjut karena fundamental Indonesia cenderung stabil . "Kebanyakan aksi trading dilakukan untuk SUN yang bertenor panjang, karena kenaikan harganya cukup signifikan," tambahnya, Rabu (3/8).

Sementara itu, dari data yang sama juga terlihat, kepemilikan Bank Indonesia (BI) di obligasi milik negara per 2 Agustus kemarin turun Rp 0,9 triliun di periode yang sama menjadi Rp 3,92 triliun dari Rp 4,86 triliun.

Sebaliknya, pada periode yang sama, kepemilikan bank atas Surat Utang Negara (SUN) malah naik menjadi Rp 221,43 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 0,32% dari posisi akhir Juli yang mencapai Rp 220,72 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar