Rabu, 03 Agustus 2011

Menu Siang: Saham Lapis Dua

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Koreks IHSG siang ini akan berlanjut hingga penutupan. Saham-saham second liner yang memiliki aksi korporasi dan berpeluang rebound, menjadi pilihan siang ini.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (3/8), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 55,10 poin (1,32%) ke level 4.122,749. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45yang turun 9,87 poin (1,33%) ke angka 730,768.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi di pasar regular yang tercatat mencapai 2,689 miliar lembar saham dan total mencapai 3,151 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp2,394 triliun di pasar reguler dan total Rp2,478 triliun dan frekuensi 73.507 kali. Sebanyak 42 saham menguat, sedangkan 218 saham melemah dan 60 saham stagnan.
Pelemahan indeks juga diwarnai aksi jual asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp203,4 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp568,06 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp771,5 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Hanya sektor aneka industri yang ditutup stagnan. Sektor properti memimpin koreksi 2,72%, disusul industri dasar 2,13%, infrastruktur 1,66%, perdagangan 1,46%, pertambangan 1,33%, keuangan 1,22%, perkebunan 0,91%, manufaktur 0,90% dan konsumsi 0,88%.

Analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti berpeluang melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 4.130 yang sudah ditembus pada sesi pertama dan 4.197 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (3/8).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu olehkoreksi tajam bursa regional setelah Dow Jones turun di atas 2%. Karena itu, indeks domestik seharusnya turun karena bursa regional pun mengalami penurunan tajam rata-rata 2%.

Tapi,menurut Cece, pelemahan IHSG akan terbatas akibat positifnya fundamental IHSG dan ekonomi domestik. Sebab, kinerja keuangan berbagai emiten pada semester I/2011 rata-rata mencatatkan kinerja yang positif.Di sisi lain, nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan ke arah 8.400. “Investor asing pun masih dalam posisi beli,” ucapnya.

Inti masalahnya, lanjutnya, adalah perkembangan makro ekonomi AS yang kurang bagus. Angka belanja konsumen AS mengalami penurunan selama Juli 2011 sebesar 0,2%. Begitu juga dengandata ISM manufacturing index AS Juli 2011 yang dirilis Senin (1/8) di bawah ekspektasi di level 50,9 dari bulan sebelumnya 55,3 dan ekspektasi 54,9.

Lalu, setelah utang AS dinaikkan sebesar US$2,1 triliun dan anggaran AS dipangkassedikitnya US$2,4 triliun, akan mendorong Bank Sentral AS The Fed untuk melongarkan moneternya. Karena itu, The Fed tetap akan mempertahankan kebijakan bunga rendah yang selama ini memang sudah diterapkan.

Karena itu,ditegaskan Cece, para investor berburu aset-aset investasi pada negara-negara yang berbunga tinggi di emerging market termasuk Indonesia. Itulah yang jadi alasan mengapa asing dalam posisi net buy dalam 3 hari terakhir. “Karena itu, meski regional turun rata-rata 2%, pada dasarnya IHSG punya kesempatan untuk naik,” tandasnya.

Tapi, karena bursa regional turun tajam, indeks domestik hanya berpeluang melemah terbatas sekitar 0,50%-an.“Support pertama di level 4.130 sudah ditembus pada sesi pertama dan support berikutnya 4.098. Jika indeks ditutup di atas 4.100, masih oke,” paparnya.

Dalam situasi ini, Cece merekomendasikan positif saham-saham second liner yang memiliki aksi korporasi sehingga berpeluang rebound. Di antaranya, PT Multistrada Arah Sarana (MASA) yang akan ditawar oleh tiga perusahaandan PT Bank Victoria Internasional (BVIC).

Direkomendasikan juga, PT Astra Internasional (ASII) jika mengalami penurunan tajam seiring laporan penjualan emiten yang naik tajamdan PT Borneo Lumbung Energi (BORN) yang belum naik.

Di sektor properti, PT Lippo Karawaci (LPKR), PT Agung Podomoro Land (APLN), PT Ciputra Surya (CTRSCTRP) yang semuanya mencatatkan kinerja cukup positif. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuh Cece.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar