Jumat, 17 Juni 2011

Demi status bendera, RIGS jual saham mayoritas

JAKARTA. Asas cabotage untuk kapal penunjang sektor minyak dan gas yang diberlakukan sejak Mei 2011, membuat PT Rigs Tender Tbk (RIGS) memutar otak untuk terus bermain di perairan Indonesia. Demi mendapatkan status kapal berbendera Indonesia, perusahaan itu berniat menjual kepemilikan mayoritasnya kepada investor baru melalui penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Aksi ini ditargetkan tuntas akhir tahun 2011.

Manajemen RIGS menjelaskan,investor baru akan menjadi pemilik saham mayoritas emiten itu setelah semua saham baru terjual. "setelah saham tersebut habis terjual, maka investor baru akan menjadi pemilik saham mayoritas dari RIGS. “ Nantinya 51% saham akan dikuasai pemegang saham yang baru, " kata Christian Khorigin, Sekretaris Perusahaan RIGS, Rabu (15/6).

Tujuan dari penjualan kepemilikan mayoritas tersebut adalah untuk mengatasi aturan cabotage. "Kami akan terus berusaha mengatasi cabotage, " kata Mukhnizam Bin Mahmud, Direktur RIGS.

Sejak 7 Mei 2011, asas cabotage mengharuskan kapal-kapal yang beroperasi di industri penunjang aktivitas eksplorasi migas di perairan Indonesia berbendera negeri ini. Peraturan tersebut mengecualikan kapal-kapal khusus.

Sementara saat ini, 80,54% saham RIGS digenggam investor asing, yaitu Scomi Marine Sercvices Pte Ltd dari Singapura. Sisanya adalah UOB Kay Hian sebesar 9,84%, dan masyarakat sebesar 9,61%.

Saat ini, RIGS memang masih bisa melanjutkan kontrak yang sudah didapatkan. Namun tidak diperbolehkan menambah kapal baru lantaran masih berbendera asing. RIGS mengoperasikan sebelas kapal pendukung eksplorasi lepas pantai, terdiri dari sembilan kapal utility dan duakapal accomodation barges.

Selain itu, RIGS mengoperasikan 39 kapal pengangkut batubara, terdiri dari 25 unit kapal tunda, dan 14 kapal tongkang alias barges.

Sekitar 18,3% kontrak migas RIGS bersifat jangka panjang, lebih dari tiga tahun. Sisanya, berjangka satu hingga tiga tahun, berjangka pendek

Penyewa kapal RIGS di antaranya adalah BP West Java Ltd, CNOOC SES Ltd, Chevron Indonesia Company, Kangean Energy Indonesia Ltd, Total E&P Indonesie, Adaro Indonesia, dan Arutmin Indonesia.

Pergantian pengendali

Manajemen RIGS bilang, saat ini perusahaan masih dalam tahap negosiasi dengancalon standby buyer lokal, yaitu PT Revessel Indonesia. Sebagai pembeli siaga, Revesselakan menampung seluruh saham RIGS yang tidak laku ditawarkan. Namun emiten itu menyatakan, belum tercapai kesepakatan antara RIGS dengan dengan Revessel sejauh ini.

Manajemen RIGS memproyeksikan, sekurang-kurangnya Revessel Indonesia akan menggengam 51% kepemilikan perusahaan itu nantinya. Menurut mereka, Manajemen RIGS memproyeksikan kisaran " harga saham yang ditawarkan tidak akan berbeda jauh dengan harga saham saat ini. "Tidak jauh dari Rp 600 - Rp 700 per saham, " kata Christian.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management menilai, RIGS memang harus mengandalkan standby buyer untuk aksi rights issue tersebut. Menurut dia, saham RIGS tidak begitu atraktif di bursa saham. Indikasinya, rata-rata perdagangan harian RIGS sejak awal Juni hingga saat ini hanya 12.000-13.000 unit saham per hari. "Pemegang saham lama mungkin tidak akan menyerap habis seluruh rights issue dengan jumlah yang mereka rencanakan, " kata dia.

Ada akibat yang harus disiapkan pemegang saham mayoritas RIGS terkini, setelah sebagian sahamnya berpindah tangan. Ia mencontohkan, ada kemungkinan terjadi penggantian manajemen. Pemilik saham baru juga bisa menempatkan wakilnya di kursi dewan direksi.

Selain itu, perolehan laba bersih yang selama ini dinikmati pemilik mayoritas RIGS akan berkurang seiring dengan porsi kepemilikan saham yang terdilusi. "Semua keputusan akan berada di pemegang saham mayoritas, " kata Reza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar