Jumat, 17 Juni 2011

Sesi Dua, Ada Peluang Pada Saham yang Terkoreksi

INILAH.COM, Jakarta - Koreksi IHSG siang ini masih akan berlanjut hingga penutupan. Namun, investor masih bisa mencermati saham-saham yang sudah terkoreksi cukup dalam.

Pengamat pasar modal PT Astronacci International Gema Goeyardi memperkirakan, indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah. “Indeks akan mengarah ke level support 3.700-3.670 dan 3.809 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (17/6).

Dia menjelaskan, penurunan indeks saat ini tidak sedalam koreksi yang terjadi Januari 2011. Koreksi indeks, dipicu oleh tekanan negatif dari faktor eksternal. Sementara itu, sentiment fundamental ekonomi dalam negeri masih positif. “Untuk hari ini, kalaupun turun 35 poin. Level maksimal ke level 3.670. Tapi, kemungkinannya akan ditahan di level support 3.700,” tandasnya.

Sementara itu, jika indeks bergerak positif, maksimal plus 1% ke level resistance 3.809. Karena itu, secara umum, kecenderungannya sideways bukan bearish. “Apalagi, sektor perbankan akan menahan koreksi indeks,” ujarnya.

Di sisi lain, dilihat dari Astronacci Market Timing, setelah rebound dua hari, Gerhana Bulan yang terjadi tanggal 15 Juni kemarin memang berdampak reversal pada market. Namun menurutnya, dari karakternya gerhana bulan secara histrois berdampak pada pembentukan bottom/support baru pada Gold dan IHSG.

Karena itu, walaupun indeks terkoreksi, untuk jangka yang pendek, dia melihat, penurunannya akan cukup terbatas. “Tapi, jika memang berkelanjutan, saya lihat maksimum 2-3 minggu kedepan sudah reda, terutama kita akan mengahadapi gerhana matahari lagi pada 1 Juli 2011,” ucapnya.

Jika menjelang tanggal tersebut IHSG sedang melemah, imbuhnya, saat itulah letak reversal naik IHSG yang cukup besar. Dan juga berlaku sebaliknya. “Sehingga,untuk trader jangka pendek, mendekati gerhana matahari tanggal 1 Juli nanti, wait and see dulu dan siap antisipasi reversal yang kemungkinan akan terjadi,” turunya.

Koreksi yang berlanjut itu, kemungkinan akan bertemu ‘time support kedua’ pada 21-22 Juni. Saa itu, siklus Summer Solstice terjadi (Siklus Musim panas). “Perlu diperhatikan 3 area bottom yang akan menjadi point penting, 3.700-3.717, 3.670dan 3.605,” papar Gema.

Jikalau terjadi koreksi yang drastis hingga ke level tersebut, Gema yakin IHSG akan tetap memberi kesempatan trading bagi pencinta bluechip. “Kondisi makro dan mikro ekonomi Indonesia yang tergolong baik merupakan isyarat,bahwa meski terjadi koreksi besar karena sentimen dari luar, itu hanya sementara dan investor telah banyak belajar sebelumnya,” tandasnya.

Disamping itu, jika melihat Dow Jones dan Gold sudah menyentuh level support kuatnya dan lebih besar peluangnya untuk rebound untuk beberapa hari kedepan.

Sementara, lanjutnya, bagi investor yang dananya sudah ‘nyangkut’, sebenarnya jika disiplin kepada trading plan, ada atau tidaknya crash stop loss tetap harus dijalankan. “Namun, saya melihat sektor yang terkena dampak terparah adalah batubara,” timpalnya.

Dalam situasi ini, dia menyarankan, agar investor jangka menengah dan panjang tidak perlu khawatir berlebihan. “Tetap disiplin, jika kali ini harus cut loss, akan dapat gantinya paling lambat Juli pertengahan. Karena long term view pada IHSG masih positif,” ucapnya.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI). PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), PT Mitra Adiperkasa (MAPI). “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham tersebut,” imbuhnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar