Senin, 13 Juni 2011

PTBA ingin melebarkan sayap bisnis

PTBA ingin melebarkan sayap bisnis
JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) terus memperluas bisnisnya. Yang terbaru, produsen batubara ini berencana masuk ke bisnis kokas alias cooking coal.

Kokas merupakan hasil karbonasi dari batubara. "Kami lihat pasar kokas masih besar dan menguntungkan," kata Sukrisno, Direktur Utama PTBA, pekan lalu.

Apalagi, beberapa perusahaan besar di Indonesia tengah mencari pasokan kokas dalam skala besar. Sukrinso mencontohkan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang di 2014 nanti paling tidak membutuhkan 3,6 juta ton kokas untuk pabriknya.

Terkait rencana tersebut, PTBA tengah mengkaji kemungkinan bekerjasama dengan perusahaan dari Korea Selatan. "Masih dalam pembicaraan awal tentang kemungkinan masuk ke bisnis ini, tapi kami memang tertarik ikut memproduksi kokas," lanjut Sukrisno.

Proyek gas

Selain berniat masuk bisnis cooking coal, PTBA juga bersiap menggarap subsektor pertambangan lainnya. Dus, perseroan ini nantinya tidak hanya bergantung pada produksi batubara.

Salah satunya, proyek gasifikasi batubara bersama PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). "Untuk gasifikasi batubara dengan Pusri saat ini masih dalam studi final tentang lokasi pembangunannya, karena saat ini masih ada opsi seperti dibangun di tambang kami atau di pabrik Pusri sendiri," terang Sukrisno.

Gas yang dihasilkan dari batubara tersebut akan dijual kepada Pusri sebagai bahan baku produksi pupuk. Proyek ini diperkirakan membutuhkan batubara 1,6 juta ton. Rencananya, proyek ini jalan di 2012.

PTBA juga membidik empat tender PLTU. Tapi PTBA harus mengikuti prakualifikasi ulang dari dua tender di antaranya. Sebab, dari seluruh peserta yang lolos prakualifikasi, hanya PTBA yang ajukan penawaran.

Bagus Hananto, Analis Onix Capital, memperkirakan kinerja PTBA tahun ini akan solid. Perusahaan plat merah ini diuntungkan kenaikan harga dan volume penjualan batubara. Awal tahun ini, rata-rata harga jual batubara PTBA ke pembangkit listrik Suralaya naik 18% menjadi Rp 815.000 per ton. Harga jual ke pembangkit Bukit Asam naik 34%, dan Tarahan naik 28%.

Kenaikan volume penjualan PTBA antara lain didukung bertambahnya jumlah lokomotif kereta yang mengangkut hasil tambang PTBA. PTBA juga akan merealisasikan rencana penambahan saham di proyek Bukit Asam Transpacific Railway, dari 10% menjadi 30%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar