Jumat, 26 Agustus 2011

Menakar Risiko IHSG Selama Libur Lebaran

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Hari ini market dihadapkan pada dua even besar: data GDP AS dan pidato Gubernur The Fed nanti malam. Hari ini juga adalah hari terakhir perdagangan jelang libur lebaran. Seberapa besar risikonya?

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, di hari terakhir perdagangan jelang libur lebaran 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) dihadapkan pada dua event besar dari AS yakni Gross Domestic Product (GDP) AS dan pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke di Jackson Hole, negara bagian Wyoming, Jumat (26/8) malam WIB.

Dari kedua even ini bisa kelihatan bahwa pelaku pasar akan hati-hati di hari terakhir perdagangan. Karena itu, seperti kemarin, arah IHSG hari ini berpeluanng variatif (mixed). Memang cenderung naik, tapi pasar akan hati-hati mengambil posisi. “Support IHSG di level 3.800 dan 3.890 sebagai resistance pertama dan 3.925 sebagai resistance kedua,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (25/8).

Pada perdagangan Kamis (25/8), IHSG ditutup melemah terbatas 2,64 poin (0,07%) ke level 3.844,37, dengan intraday terendah di 3.835,02 dan tertinggi di 3.886,17. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun tipis 1,96 poin (0,29%) ke level 676,40.

Lebih jauh Satrio menjelaskan, jika pidato Bernanke membalikkan selera pasar, market Indonesia sudah libur pekan depan. “Karena itu orang cenderung menghindari risiko Jumat (26/8) ini dengan lebih memilih wait and see,” ujarnya.

Tapi, Satrio melihat, tren jangka pendek dan jangka panjang IHSG, masih dalam posisi bullish. Karena itu, akan rugi jika pasar dalam posisi menjual. Tapi, memang untuk jangka menengah, arah IHSG masih fluktuatif belum jelas dengan kecenderungan flat. “Belum jelas arah mana yang akan diambil apakah penguatan atau pelemahan. Tapi, untuk jangka pendek sudah ada kecenderungan naik,” ucap Satrio.

Karena itu, dia menyimpulkan, jika jangka pendek naik, tapi jangka menengahnya fluktuatif, menandakan IHSG berpotensi menguat terbatas. Di sisi lain, kalaupun turun akan terbatas. Artinya, jika pasar ingin mengambil risiko selama libur lebaran, tentu risikonya itu tidak terlalu besar. “Terutama karena tren jangka panjang yang masih bullish,” ungkapnya.

Meski begitu, dia mewanti-wanti agar pasar tetap hati-hati tapi tetap harus punya posisi. Tentunya, dengan tidak terlalu banyak karena arah market belum jelas. “Investor wajib punya posisi 20-30% dari total portofolio itu sudah cukup. Maksimum 50% jangan lebih,” urainya.

Lebih jauh dia menambahkan, masih yakin IHSG akan mencapai 5.000 tahun depan. Pasar juga sudah tahu, tren jangka pendek-panjang IHSG bullish. Tinggal memastikan posisi jangka menengahnya. “Untuk Jumat ini, jika situasi perdagangan seprti kemarin, peluang naik pun bisa,” kata Satrio.

Di atas semua itu, secara umum, semua saham direkomendasikan dalam posisi hold. Tapi, untuk long term, saat market volatile seperti ini bisa menbeli saham-saham yang pergerakannya cukup aktif.

Saham-saham pilihannya di lapis pertama adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Gudang Garam (GGRM), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Mandiri (BMRI).

Saham pilihan di lapis dua adalah PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT United Tractors (UNTR) dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Sedangkan saham pilihan di lapis ketiga adalah PT Gajah Tunggal (GJTL), PT Mitra Adiperkasa (MAPI) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). “Saham-saham lapis ketiga mengalami penurunan secara bergantian,” turutnya.

Dia merekomendasikan buy on weakness dan akumulasi untuk jangka menengah saham-saham tersebut. Jika menunggu sinyal yang benar-benar positif, investor harus menunggu apakah IHSG bisa ditutup di atas 4.020. “Tapi, untuk mencapai level tersebut masih jauh untuk hari Jumat ini dengan kecenderung market yang mendatar sehingga sulit bagi IHSG menguat hingga 100 poin,” timpalnya.

Pasalnya, Jumat ini merupakan hari terakhir perdagangan jelang liburan panjang dan investor tidak terlalu berani mengambil risiko. Setidaknya, jika IHSG hari ini bisa ditutup di atas 3.890 sudah menjadi sinyal yang bagus untuk menjual saham-saham tadi setelah libur lebaran. “Sebab, arah market baru akan jelas setelah libur lebaran 2011,” imbuh Satrio. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar